
sebuah cerita Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Biarlah Ku Kembalikan Cinta iniPada-NYA
Darma Bakti Tbn
"Di Sini Kita pernah bertemu, mencari
warna seindah pelangi, ketika kau mengulurkan tanganmu, membawaku ke daerah
yang baru, hidupku kini ceria...."
( Untukmu Teman-Brothers)
Matanya berkaca-kaca ketika laki-laki itu
selesai membaca dan merenungi isi mushaf di tangannya shubuh itu. Dulu sekali
laki-laki itu telah pernah berharap pada seorang perempuan yang dia yakin
perempuan itu sangat mencintai dan menyayanginya, ada kilasan-kilasan di
hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini
dicari...dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai
pernikahan.
Berawal dari sebuah pertemuan dan terjalinlah
persahabatan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah masa depan ummat
islam. Berjalan seiring dalam tugas yang sama membina ummat. Laki-laki itu
sedang berproses menjadi da’i, ya da’i muda yang di kenal di kota itu. Dan perempuan
itu seorang aktivis muslimah yang juga berkarier sana sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil.
Perempuan adalah aktivis muda yang enerjik, cerdas dan tentunya cantik,
tidaklah heran jika menjadi perbincangan kaum adam. Laki-laki dan perempuan itu
bersahabat, erat bahkan sangat akrab, mereka sepasang sejoli yang mempunyai
minat yang sama, cita-cita besar yang sama dan lahan garapan dakwah yang sama.
Sehingga kedekatan itu membawa semangat laki-laki itu itu untuk terus menggali
potensi dirinya sebagai penyeru agama Alloh ini. Kedekatan itu berlanjut
menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita, curahan hati, saling meminta
saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya
menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu mengatasnamakan persahabatan.
"Pertemuan kita disuatu hari,
menitikan ukhuwah yang sejati, bersyukur kehadirat ilahi diatas jalinan yang
suci...."
(Doa Perpisahan-Brothers)
Sesungguhnya di hati masing-masing telah
tergores sebuah rasa. Ya .....rasa Cinta yang begitu dalam. Laki-laki itu
begitu sering ke tempat kost sahabatnya ini, tentunya seizin ibu kost yang juga
merupakan ibu angkat dari sahabatnya ini. Dan kembali mereka saling curhat dan
berbagi cerita. Ada gelak tawa dan canda di sana. Dan perempuan itu
tampak begitu "cinta" kepada sang laki-laki itu, tampak dengan jelas
perempuan itu sering mengunjungi tempat kerja bahkan rumah sang laki-laki.
Perempun itu sangat baik bahkan terlalu baik bagi laki-laki itu. Ia sering
memberi bahkan di saat tidak di pinta sekalipun. Dan selalu siap kapan saja
sang laki-laki itu membutuhkan kehadirannya. Mereka memang berdua dan selalu
berdua, Bersama anak-anak didik mereka. Mereka terus berdua dan tetap dalam
kata persahabatan. Mereka berdua menyimpan ‘rasa’ itu, mereka saling
menyimpan rahasia hati mereka masing-masing, mereka berdua baru bisa
memperlihatkan pada aktivitas memberi dan menerima. Sedangkan rasa itu tetap
terpendam di lubuk yang paling dalam dihati mereka masing-masing. Mereka
memahami ‘rasa’ itu tidak boleh terungkap karena takut terjebak dalam hubungan
yang tidak dihalalkan syariat. Mereka memahami itu dan memegang kokoh
nilai-nilai ini. Dan rasa itu memang hanya ada di hati mereka masing-masing.
Hanya Alloh dan mereka sendiri yang tahu kalau mereka saling mencintai.
"Mengapakah Kita di temukan dan
akhirnya di pisahkan, mungkinkah menguji kesetiaan, kejujuran dan kemanisan
iman, Tuhan berikan daku kekuatan....."
(Untukmu Teman-Brothers)
Sampai suatu hari, laki-laki itu berat hati
meninggalkan kota itu meninggalkan kota kelahirannya itu.
Mungkin ini merupakan doa’nya yang di kabulkan Tuhan, dimana ketika di sebuah
sore dengan kondisi hujan yang sangat lebat, seakan-akan langit menumpahkan
seluruh airnya. Diatas sebuah sepeda dan dalam keadaan basah kuyup ia memenuhi
janji bertemu dengan perempuan sahabatnya itu. Dan ketika itu ia berdoa sambil
berurai air mata " Ya ALLOH jika sahabatku ini adalah jodoh hamb segerakan
pernikahan hamba dengannya dan permudah urusan pernikahan itu, tetapi jika
bukan jodoh hamba ya Alloh, bawalah hamba pergi jauh dari kota ini".
"Namun kini perpisahan yang terjadi,
dugaan yang menimpa diri, bersamalah diatas suratan, kutetap pergi
jua....."
(Doa Perpisahan-Broters)
Di halaman rumahnya. Di saksikan kedua orang
tua dan adik-adiknya serta sahabatnya dia mengucap pamit untuk berlayar ke
negeri seberang. Dari awal sampainya laki-laki itu di tempat tujuan, mereka
masih saling berkomunikasi, sang perempuan begitu memperhatikan keadaan
laki-laki itu, ia menanyakan dimana tinggal dan bagaimana keaadan diri sang
sahabat, dan begitulah cinta, ada perhatian dan kasih sayang. Namun sayang
semuanya masih terpendam. Terpendam di hati yang sangat dalam. Dari sms dan
telpon terlihat jika perempuan itu masih berharap dan menunggu laki-laki itu
kembali ke kotanya. Perempuan itu tetap curhat dan berbagi cerita tentang
kondisi di kota
kelahiran laki-laki itu. Ia bercerita bahwa ia belum bisa menemukan sosok
partner kerja seikhlas laki-laki sahabatnya itu, dan terkadang sebuah harapan
agar laki-laki sahabatnya itu cepat kembali. Dan sungguh, baik laki-laki dan
perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain.
" Kini dengarkanlah, dendangan lagu
tanda ingatanku, kepadamu teman, agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu,
kenangan bersamamu, tak akan kulupa walau badai melanda, walau bercerai jasad
dan nyawa..."
(Untukmu Teman-Brothers)
Laki-laki itu menyadari kalau sebenarnya
kepergiannya itu adalah sebuah doanya yang terkabul. Tetapi hatinya goyah ingin
kembali dan menyatakan isi hatinya pada perempuan itu, ia ingin meminang sang
bidadari. Dia ingin bidadari itu menjadi kekasihnya seumur hidup.
Tapi....begitu berat juga hati agar tidak kembali, dia teringat teman-teman
aktivis yang lain begitu memuji sahabat perempuannya ini, begitu banyak
teman-temannya berharap dapat mempersunting sang sahabat perempuannya
ini....Air matanya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam...
Dia berjanji untuk melupakan semua kenangan di kota kelahirannya. Dia tidak ingin mengisi
hari- harinya dengan kesia-siaan.
"Lalu bagaimana dengan harapan perempuan
terhadap sahabat laki-lakinya ini?
Hingga suatu ketika di malam sepuluh terakhir
ramadhan setahun yang lalu laki-laki itu mendapat sms yang begitu memilukan
hatinya "Abang, Sungguh, adek berharap bisa menjadi bidadari yang
mendampingi hidup abang, apapun adanya abang". Ohhh.....Tuhan, mengapa
ini terjadi di saat aku berusaha melupakan cintaku pada perempuan sahabatnya.
Kembali air mata membasahi sajadah di sholat malamnya.....mengadu kepada sang
pemilik cinta untuk menuntaskan gejolak hati ini. Hingga suatu hari......
Laki-laki itu mendapat tawaran menikah dari
seorang yang tidak pernah di kenal sebelumnya hanya karena dia sering menulis
artikel di www.myquran.com, begitu berat ia mau menerimanya sedangkan
orang yang belum di kenalnya menunggu jawabannya. Dan akhirnya melalui
ustadznya proses ta’aruf, khitbah dan menikah begitu mudah, lancar dan tidak
ada satupun hambatan. Dan itulah JODOH, yang tidak dapat di pungkiri
kebenarannya. Alloh yang memberikan keputusan ini dan berakhirlah drama hati
dua sejoli itu. Sepasang sahabat yang memendam cintanya demi sebuah syariat
yang sangat mereka junjung tinggi.
Tuhan, Aku tidak akan menyalahkan
siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan
dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul
gejolak dihati.... Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan
pendewasaan bagiku untuk lebih hati-hati dalam menata hati," gumamnya
pada suatu waktu. Dan begitu juga harapannya pada perempuan sahabatnya, agar
bisa menerima keputusan dari ALLOH ini.
Dunia laki-laki itu kini adalah dunia penuh
cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi, pijar bintang dimata
istrinya yang menjadi pendamping hidupnya kini...Sebuh cinta yang suci dialiri
ketulusan yang dianugrahkan ALLOH kepadanya...sebuah cinta yang tidak pernah
kenal surut dan batas, dan yang paling kekal adalah cintanya pada Illahi yang
selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka...
Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.
Adakalanya ia ingat pada sahabatnya. Apakah
sahabatnya ini akan memakinya, tidak, laki-laki ini yakin sahabatnya tidak
demikian, bukankah mereka tidak pernah saling menucap cinta, mereka tidak
pernah berikrar untuk saling menyayangi sebagai kekasih, Sehingga.... saat
bayangan sahabatnya itu pun hilang begitu saja...dan masih adakah setangkup
harapan agar dia kembali? Laki-laki itu yakin Allohlah yang memiliki taqdir
itu, walaupun terlalu banyak kebaikan sang sahabat ...akan ada seribu kata
terima kasih untuknya demikian juga jika ada kata-katanya yang menyakitkan
hati.... akan selalu ada beribu kata maaf untuknya...." Sahabatku,
Jangan Kau Nanti lagi kehadiranku, bukan berarti aku tidak mencintaimu, sungguh
aku sangat mencintaimu walaupun tidak pernah ku ungkapkan langsung padamu,
biarkanlah ALLOH menjalankan skenarionya, dan kita hanya menjalankan skenario
dari-Nya itu, maafkan aku yang mungkin telah membuat dirimu menaruh harap,
walau tidak pernah terucap dibibirku, karena kau memang sahabat sejatiku, teman
berbagi cerita, selamat berpisah, doakan aku sahabat agar tetap istiqomah di
jalan-Nya, dan aku akan selalu mengenangmu" Desah Laki-laki itu
"Jikapun suatu saat nanti ternyata
kita tetap di pertemukan dalam cinta kasih yang suci, jangan dipikirkan semua
itu, semuanya Hak Alloh, biarkan Dia saja yang mengaturnya, jangan kau tutup
pintu hati untuk yang lain, terima pinangan lelaki yang shalih dan jangan
sekali-kali kau menolaknya karena kau akan mendapat fitnah karenanya demikian
sebagaimana yang dikatakan Nabi 14 abad yang lalu. Jangan mengorbankan diri
pada hal yang sia-sia sahabatku" Demikian tulinya di Diari.
"Mungkinkah telah terlupa, Tuhan ada
janjinya, bertemu dan perisah adalah matan kasihnya, andai ini ujian
terangilah, tambah kesabaran, pergilah Jelita..Hadirlah cahaya......"
(Untukmu Teman-Broters)
Masih ada sejuta asa dan makna, yang akan
tetap bercahaya, sahabat
"Lalu... bagaimana dengan cinta kita
yang dulu pernah ada?
Laki-laki itu berkata " Biarkan cinta
ini kukembalikan kepada pemilik-Nya. Dan tiadalah berdosa mencintai karena ini
fitrah sebagai manusia, Sahabatku, di saat yang tepat nanti ALLOH telah
menyiapkan pengeran cinta untukmu dan tentunya yang terbaik, biarlah airmata
ini mengiringi doa perpisahan kita....Teruskan Perjuangan.....ALLOHU AKBAR!!
"Teman.......betapa pilunya hati ini,
menghadapi perpisahan ini, pahit manis perjuangan telah kita rasa bersama,
semoga ALLOH meridhai persahabatan dan perpisahan ini....teruskan
perjuangan...."
(Doa Perpisahan-Broters)
"Kan Kuutus salam ingatanku dalam doa
kudusku sepanjang waktu, ya ALLOH, bntulah hambamu, snyuman yang tersirat
dibibirmu, menjadi ingatan setiap waktu, tanda kemesraan yang bersimpul padu
kenangku di dalam doamu, semoga ALLOH berkatimu....."
APBILA CINTA MEMANGGILMU
Darma Bakti T
“…pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…” (Kahlil Gibran)
“…kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang” (Kahlil Gibran)
“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…” (Kahlil Gibran)
“Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan” (Kahlil Gibran)
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…” (Kahlil Gibran)
“Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang” (Kahlil Gibran)
“Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya” (Kahlil Gibran)
“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian… Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…, di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan… sekecup ciuman” (Kahlil Gibran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar