Kamis, 04 Maret 2010

Never Live Histories









Darma Bakti Tbn

" Manusia Adalah Malaikat Bersayap Satu dan Dapat Terbang Bila Saling Berpelukan"
(Luciano de Cresenzo)

Anak Adam dalam selimut malam, merenung dalam kedinginan yang selalu maraung dalam kesedihan....
selimut alam menutupi tubuh telanjang dalam kenangan pelukan sang Ibu...

Kapankah waktu kan berlalu yang selalu menutupi mata hatiku..
kapankah masa

Rabu, 03 Maret 2010

MEMORIAM IN NIAS


POJOK RENUNGAN




Darma Bakti Tbn


LEMBUTKAN HATIMU DENGAN MENGINGAT KEMATIAN

Saudaraku yang mengharap ridho Allah Subhanahu wa Ta"ala, Sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah sebuah perjalanan panjang menuju negeri keabadian. Semoga kita digolongkan ke dalam orang-orang yang sadar dan mengerti harus bagaimana menjalani hidup ini agar terhindar dari kehidupan yang sia-sia dan tanpa makna.

Perjalanan ke sebuah negeri yang tiada akhirnya. Ingatlah wahai saudaraku perbekalan yang terbaik adalah ketakwaan kita (watazawwadu fainna khoirozzaadittaqwa) QS.2:198.

Yakni dengan amal shaleh yang ikhlas dan mutaaba?ah (sesuai sunnah Rasulullah u) yang menyertaimu ketika meninggalkan dunia ini untuk menghadap Allah Subhanahu wa Ta"ala dalam kematian yang pasti.

?? ??? ? ? ???? ???? ?



?Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati?.? (QS. Al-Imran :185)
Memang wahai saudaraku. Perjalanan ini adalah menuju akhirat. Suatu perjalanan yang kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta"ala agar berakhir pada kenikmatan surga.

Bukan neraka. Karena keagungan perjalanan menuju hari akhir inilah Rasulullah bersabda:

?Seandainya kalian mengetahui apa yang kuketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.? (Mutaffaqun ?alaih)
maksudnya, jika kita mengetahui hakekat ajal yang akan menjemput kita dan kedahsyatan alam kubur, kegelapan hari kiamat dan segala kesedihannya, shirot (titian) dan segala rintangannya, surga dengan segala kenikmatannya, niscaya akan memberikan motivasi kepada kita untuk mengadakan perubahan. Berubah dari kefasikan dan kekafiran menjadi keimanan, dari kemunafikan menjadi istiqamah, dari keraguan menjadi keyakinan, dari kesombongan menjadi ketawadhu?an, dari rakus menjadi rasa syukur dan sederhana, dari pemarah dan pendendam menjadi kasih sayang dan memaafkan, dari kelicikan dan kesewenangan menjadi kejujuran dan keadilan, dari kedustaan menjadi kebenaran. Jadi, perubahan diri dari sifat dan watak syaithoni dan hewani, menjadi insan Islami harus segera di mulai.

Akan tetapi kita sering lupa atau berpura-pura lupa dengan perjalanan panjang tersebut, bahkan malah memilih dunia dengan segala perangkatnya, kemewahan, kecantikan, kekayaan, kedudukan yang semua nilainya disisi Allah Y, tidak lebih dari sehelai sayap nyamuk!
Wahai yang tertipu oleh dunia?..! Wahai yang sedang berpaling dari Allah Y?! Wahai yang sedang lengah dari ketaatan kepada Rabb-nya?! Wahai yang nafsunya selalu menolak nasehat!! Wahai yang selalu berangan-angan panjang!!! Tidakkah engkau mengetahui bahwa kamu akan segera meninggalkan duniamu dan duniamu pula akan meninggalkanmu? Mana rumahmu yang megah? Mana pakaianmu yang indah? Mana aroma wewangianmu? Mana para pembantu dan familimu? Mana wajahmu yang cantik dan tampan? Mana kulitmu yang halus? Mana?.?! Mana?.?! Saat itu ulat dan cacing mengoyak-ngoyak dan mencerai-beraikan seluruh tubuhmu ?.?!
Bersegeralah bersimpuh di hadapan Rabbul Jalil, Allah Y. Lepaskan selimut kesombongan yang menghalangi dari rahmat dan maghfirah-Nya.

Kuberikan khabar gembira bagi yang berdosa, lalai dan berlebih-lebihan, agar segera berhenti dari perbuatan kemaksiatannya itu.

Saudaraku yang tercinta, siapakah diantara kita yang tak berdosa, siapa diantara kita yang tidak bersalah kepada Tuhannya? Sama sekali tidak ada, seharipun kita tidak bisa seperti malaikat yang selalu taat dan tidak berbuat maksiat sedikitpun.

Datangilah masjid dan beribadahlah di dalamnya, tegakkanlah shalat lima waktu, puasalah di bulan Ramadhan, tunaikan haji jika engkau telah mampu, zakatilah harta dan jiwamu, bimbinglah anak-anakmu dengan Al-Islam, jauhkan dirimu dan keluargamu dari bacaan/majalah/tabloid porno.

Insyafilah semua dosa-dosa, serta ingatlah ?. Pintu taubat masih terbuka lebar untukmu, rahmat dan maghfirah Allah Y sangatlah luas, lebih luas dari lautan dosa. Ketahuilah bahwa Allah Y sangat senang dengan taubatmu. Ingatlah firman Allah Y:

?Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan hatinya.?

Rasulullah menyampaikan satu nasehat yang mana satu nasehat ini cukup untuk menasehati setiap manusia:

?Cukuplah dengan adanya kematian sebagai penasehat (bagi kita).?
Saudaraku?., renungkanlah baik-baik risalah ini dengan pena kerinduan dan tinta air mata. Kembalilah kepada Allah Y dan Rasul-Nya u dengan manhaj (cara) yang benar.

Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan-Nya dan sekuat-kuatnya untuk menjauhi larangan-Nya.

Berusahalah untuk memelihara ketundukan, tawadhu? dan syukur atas nikmat-Nya yang akan mengajakmu menuju pintu ketenangan dan kebahagiaan. Berhiaslah dengan amal shaleh dan keindahan akhlaqul karimah. Semuanya akan mempertanggungjawabkan amalannya sendiri-sendiri, maka beramal-lah!
Allah berfirman:

?Maka barangsiapa beramal seberat biji sawi dari kebaikan, niscaya akan melihat ganjarannya. Dan barangsiapa beramal seberat biji sawi dari kemaksiatan, niscaya akan melihat siksanya.? (Az-Zalzalah: 7-8) Wallahu a?lam.

Abu Khudzaifah, Abi em. FW



Darma Bakti Tbn

NASEHAT IMAM AL-GHOZALI

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya, pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu" (Al A"Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Iimam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan Sholat". Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat. Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukaiperasaan saudaranya sendiri.


Darma Bakti Tbn

TATKALA HATI MEMBEKU

Pernah nggak kita merenung?, sudah berapa kali kita pernah menangis karena takut pada Alloh Subhanahu wa Ta?ala, merasa ngeri ketika ingat nerakanya atau terkenang dengan bertumpuk-tumpuknya dosa yang pernah kita lakukan? Sudah berapa kali shalat yang kita kerjakan begitu kita nikmati karena kita bisa merenungi makna-makna ayat-ayat Al-Qur?an yang kita baca????.

Itu tentu sangat sulit!??. mungkin seperti itu jawaban sebagian dari kita. Pernah nggak kita berfikir apa yang menjadi sebab hal itu. Penyebabnya nggak lain adalah bekunya hati kita yang menyebabkan kita sulit untuk menangis serta tidak bisa khusuk dalam shalat.

Berikut ini adalah beberapa penyebab kebekuan hati yang kita alami. Sehingga kalau kita sudah mengetahui penyebabnya, kita bisa menterapi hati kita yang sudah terlanjur cool banget.

Bergaul yang tidak Berfaedah.
Teman punya pengaruh yang signifikan pada diri kita. Dia akan memberikan warna dalam kepribadian kita. Nabi shalallahu ?alaihi wassalam memberi perumpamaan. Teman yang tidak baik itu seperti Pandai Besi, andai tidak terbakarpun, minimal kita, yang mau tidak mau pasti mendapatkan udara yang panas. Karena itu kita harus mampu mengendalikan diri dengan baik agar tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak bermanfaat.

Berbicara Yang tidak Perlu.
Sering sekali kita membicarakan hal-hal yang kadang-kadang tidak ada manfaatnya, baik untuk dunia maupun akhirat kita. Hati-hati dengan lisan kita, salah omong urusannya berabe. Apakah kita lupa bahwa Alloh Subhanahu wa Ta?ala telah memberikan lidah hany satu dan telinga ada dua, dengan tujuan yaitu supaya kita lebih banyak diam untuk mendengar daripada bicara.
Namun kita sangat sering melupakan hal ini apalagi kalau sedang asyik berbicara, kita lupa untuk mendengar. Jadi perlu pengendalian kata agar tidak percuma dan sia-sia. Karena itu kebisaan gossip mesti dikurangi dan dihilangkan?..!!!

Memandang Yang tidak Perlu.
Tidak mengatur pandangan yang kita lakukan akan menimbulkan tiga dampak negatif yaitu; Terkena panah Iblis yang beracun. Oleh karena itu Nabi menyatakan, yang artinya:
?Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Alloh maka Alloh akan menggantinya dengan yang lebih baik? (HR: Ahmad).
Setan masuk seiring pandangan untuk menyalakan api syahwat. Membuat hati lupa dan menyibukkannya sehingga terjerumus ke dalam mengikuti hawa nafsu dan kelalaian.

Berlebih-lebihan dalam Makan.
Imam Syafi?i rahimahulloh mengatakan: ?Selama 16 tahun aku hanya pernah kenyang sekali saja, yang akhirnya kumuntahkan. Karena kenyang itu membuat badan terasa berat, hati menjadi keras, kepandaian menjadi hilang, menyebabkan ngantuk dan membuat orang loyo dalam beribadah?. (diwan Imam Syafi?I hal. 14). Sehingga makan itu sekedarnya saja, kalau bisa jangan sampai kekenyangan. Tidak sehat dan membuat malas.

Tidur yang Berlebihan.
Coba kita renungkan komentar Nabi shalallahu?alaihi wa salam tentang orang yang tidur satu malam penuh, bangun-bangun sudah pagi tanpa shalat malam ?Itulah orang yang telinganya atau kedua telinganya dikencingi syetan.? (HR: Bukhari dan Muslim).

Menghina Ulama.
?Daging para ulama itu beracun?, demikian pesan para ulama kita. Terlebih lagi bila kita menghina dan menggunjingkan mereka karena karena ilmu syar?i yang mereka miliki. Jadi sebaiknya kita berhati-hati dalam hal ini.

Tidak Membaca Al Qur?an dengan Merenungi Maknanya.
Alloh Subhanahu wa Ta?ala berfirman, yang artinya: ?Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?? (QS: Muhammad: 24).

Orang yang tidak merenungi ayat ? ayat Al Qur?an tidak hanya satu atau dua gembok yang mengunci hatinya? Bahkan dalam hati tersebut terdapat banyak gembok. Banyak kan!! Kira-kira ada berapa gembok di hati kita, kalo gitu.

Tidak Merenungi Kematian, Alam Kubur, Surga, dan Neraka.
Nabi memerintahkan kita untuk berziarah kubur, agar kita teringat akan akhirat. Nabi juga memerintahkan untuk banyak mengingat kematian yang merupakan penghancur kesenangan hidup (HR: Abu Daud). Mengapa? Karena mengingat mati adalah mesin penggerak untuk beramal shalih yang ada dalam diri orang beriman.

Tidak Mengkaji Kehidupan Umat Terdahulu Yang Sholeh (Sahabat dan 2 Generasi Setelahnya).

Mereka merupakan manusia terbaik yang dekat dengan masa kenabian. Seluruh keutamaan terkumpul dalam diri mereka. Lihatlah kekhusyua?an mereka dalam shalat, shalat malam mereka, shalat berjamaah mereka, bhakti mereka kepada orang tua, zuhud mereka, antusias mereka dalam mencari ilmu, dan sebagainya. ?Siapakah kita dibandingkan mereka?,? Itulah kesimpulannya. Karena kurang mengetahui kehidupan mereka, maka hati kita jadi keras, sombong, ujub, udah merasa beramal dan berjasa besar terhadap Islam.

Semoga Alloh Subhanahu wa Ta?ala cairkan hati-hati kita yang mulai membeku karena Dialah yang mengendalikan hati-hati hamba-Nya.
(Sumber Rujukan: Tazkiyatun Nufus, dll)


Darma Bakti Tbn
POHON DALAM DIRI

Tahun adalah sebuah pohon, bulan-bulan adalah dahan-dahannya, hari-hari adalah cabang-cabangnya, bilangan jam adalah dedaunannya, setiap tarikan nafas adalah buah-buahnya. Barangsiapa yang nafasnya berada dalam ketaatan kepada Allah, maka buah dari pohon tersebut akan baik pula. Dan barangsiapa yang nafasnya berada dalam kemaksiatan kepadaNya, niscaya buahnya adalah handhal (buah pahit dan tidak berbau harum), yang bisa dipanen pada hari Kiamat. Pada saat itulah bisa dibedakan rasa manis dan pahit buah-buahan itu.

Keikhlasan dan tauhid bagaikan sebuah pohon di dalam hati, dahannya adalah amal, buahnya adalah kehidupan yang baik di dunia dan kenikmatan yang abadi di akhirat.

Sebagaimana buah kenikmatan dalam surga tidak akan pernah berakhir, demikian pula buah tauhid dan ikhlas di dunia.

Syirik, dusta , dan riya? juga seperti pohon dalam hati. Buahnya di dunia berupa kedudukan, kesedihan, hati yang tertekan dan kegelapan hati. Buahnya di akhirat berupa siksa yang tak henti-henti.

Diantara buah keikhlasan yang sempurna karena Allah semata adalah meninggalkan nafsu syahwat karena Allah, selamat dari adzabNya, kepastian untuk mendapatkan kemenangan dengan rahmatnya.

Kenikmatan jiwa dan kebahagiaan tidak akan didapat oleh orang yang di hatinya ada selainNya, meski orang tersebut melakukan ibadah, zuhud dan ilmu. Karena Allah tidak akan memberikan simpananNya pada hati yang di dalamnya ada selainNya dan kehendakNya masih tergantung kepada selainNya. Akan tetapi Allah hanya akan memberikan simpananNya kepada hati yang melihat kefakiran sebagai suatu kekayaan bila bersamaNya, dan kekayaan sebagai kefakiran apabila meninggalkannya.

Juga melihat kemuliaan sebagai kehinaan apabila meninggalkan Allah dan melihat kehinaan sebagai kemuliaan bila menyertakanNya.

Kenikmatan dirasakannya sebagai siksaan bila tidak menyertakan Allah dan adzab terasa sebagai kenikmatan bila bersamaNya.

Artinya, ia tidak melihat kehidupan ini kecuali hanya dengan Allah bersamaNya. Kematian, rasa sakit, kesedihan, dan kedudukan akan terasa apabila meninggalkanNya. Orang semisal ini akan merasakan dua surga, surga di dunia yang ia rasakan terlebih dahulu dan surga pada hari Kiamat.

Dalam kitab Al-Musnad dan Shahih Abi Hatim diriwayatkan hadist dari Abdullah bin Mas?ud radiallah ?anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
?Apabila seorang hamba tertimpa kedudukan dan kesedihan kemudian ia mengucapkan: ?Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambamu, anak hambamu, ajalku di tanganMu, berlaku pada diriku hukumMu, telah adil pula takdirMu bagiku, saya mohon kepadaMu dengan setiap namaMu yang Engkau namakan diriMu dengannya, atau Engkau turunkan dalam kitabMu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang dari ciptaanMu atau Engkau simpan di dalam ilmu gaib di sisiMu, jadikanlah Al-Qur?an sebagai pengisi hatiku, cahaya hatiku dan penyejuk kegundahanku serta penghilang kedukaanku dan kepedihanku?, melainkan Allah akan menghilangkan kedukaannya dan kesedihannya serta menggantikannya dengan kegembiraan. ?Para sahabat bertanya,?Akankah kita mempelajarinya? ?Beliau menjawab, ?Tentu. Tidak akan selayaknya orang yang mendengarnya kemudian tidak mempelajarinya.

Disadur dari kitab Al-Fawaa?id


Darma BAkti Tbn

WASIAT SUFI AYATULLAH KHOMAENI

1. Sedapat-dapatnya berpuasalah setiap hari Senin dan Kamis
2. Salatlah 5 waktu tepat pada waktunya dan berusahalah sholat tahajjud
3. Kurangilah waktu tidur dan perbanyak membaca Alquran
4. Perhatikanlah sungguh-sungguh janjimu
5. Berinfaklah kepada faqir miskin
6. Hindarilah tempat-tempat maksiat
7. Hindarilah rempat-tempat pesta pora dan janganlah mengadakannya
8. Jangan banyak berbicara dan seringlah berdoa, khususnya pada hari Selasa
9. Berpakaian secara sederhana
10. Berolahragalah (senam, lari jarak jauh, mendaki gunung dll)
11. Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku
12. Belajrlah ilmu teknik yang dibutuhkan banyak negara Ilam
13. Belajarlah ilmu tajwid dan bahasa Arab, serta pahamilah
14. Lupakanlah pekerjaan-pekerjaan baikmu dan ingatlah dosa-dosamu yang lalu
15. Pandanglah fakir miskin dari segi material dan ulama dari segi spiritual
16. Ikuti perkembangan umat Islam


Darma Bakti Tbn

ORANG YANG BAIK ADALAH ORANG YANG PALING BANYAK MEMBERI MANFAAT KEPADA ORANG LAIN

Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.

Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah swt.

seperti yang Dia firmankan, ?Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: ?Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).? Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.? (An-Nahl: 68-69)

Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:

Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.

Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.

Mengeluarkan yang bersih.

Siapa yang tidak kenal madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia.

Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya!
Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan. ?Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.? (Al-Hajj: 77)

Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat ?rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu? (irka?u, wasjudu, wa?budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.

Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.


Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:

Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168)

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma?ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur?an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A?raf: 157)

Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).

Tidak pernah merusak.

Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke pengadilan.

Bekerja keras.

Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat ?menetas?), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras? ?Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.? (Alam Nasyrah: 7)

Kerja keras dan semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia ?kecuali yang mendapat rahmat Allah? tidak suka jika dirinya ?dirugikan? dalam upaya penegakkan keadilan.

Bekerja secara jama?i dan tunduk pada satu pimpinan.

Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri.

Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman. ?Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.? (Ash-Shaff: 4)

Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu.

Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan ?kehormatan? umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.

Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Allahu a?lam. []


disarikan dari dakwatuna.com

MEMORIAM IN KUTA BALI













Selasa, 02 Maret 2010

Biarkan Ku Mencintaimu









sebuah cerita Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Biarlah Ku Kembalikan Cinta iniPada-NYA

Darma Bakti Tbn



"Di Sini Kita pernah bertemu, mencari
warna seindah pelangi, ketika kau mengulurkan tanganmu, membawaku ke daerah
yang baru, hidupku kini ceria...."

( Untukmu Teman-Brothers)

Matanya berkaca-kaca ketika laki-laki itu
selesai membaca dan merenungi isi mushaf di tangannya shubuh itu. Dulu sekali
laki-laki itu telah pernah berharap pada seorang perempuan yang dia yakin
perempuan itu sangat mencintai dan menyayanginya, ada kilasan-kilasan di
hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini
dicari...dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai
pernikahan.

Berawal dari sebuah pertemuan dan terjalinlah
persahabatan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah masa depan ummat
islam. Berjalan seiring dalam tugas yang sama membina ummat. Laki-laki itu
sedang berproses menjadi da’i, ya da’i muda yang di kenal di kota itu. Dan perempuan
itu seorang aktivis muslimah yang juga berkarier sana sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil.
Perempuan adalah aktivis muda yang enerjik, cerdas dan tentunya cantik,
tidaklah heran jika menjadi perbincangan kaum adam. Laki-laki dan perempuan itu
bersahabat, erat bahkan sangat akrab, mereka sepasang sejoli yang mempunyai
minat yang sama, cita-cita besar yang sama dan lahan garapan dakwah yang sama.
Sehingga kedekatan itu membawa semangat laki-laki itu itu untuk terus menggali
potensi dirinya sebagai penyeru agama Alloh ini. Kedekatan itu berlanjut
menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita, curahan hati, saling meminta
saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya
menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu mengatasnamakan persahabatan.



"Pertemuan kita disuatu hari,
menitikan ukhuwah yang sejati, bersyukur kehadirat ilahi diatas jalinan yang
suci...."

(Doa Perpisahan-Brothers)

Sesungguhnya di hati masing-masing telah
tergores sebuah rasa. Ya .....rasa Cinta yang begitu dalam. Laki-laki itu
begitu sering ke tempat kost sahabatnya ini, tentunya seizin ibu kost yang juga
merupakan ibu angkat dari sahabatnya ini. Dan kembali mereka saling curhat dan
berbagi cerita. Ada gelak tawa dan canda di sana. Dan perempuan itu
tampak begitu "cinta" kepada sang laki-laki itu, tampak dengan jelas
perempuan itu sering mengunjungi tempat kerja bahkan rumah sang laki-laki.
Perempun itu sangat baik bahkan terlalu baik bagi laki-laki itu. Ia sering
memberi bahkan di saat tidak di pinta sekalipun. Dan selalu siap kapan saja
sang laki-laki itu membutuhkan kehadirannya. Mereka memang berdua dan selalu
berdua, Bersama anak-anak didik mereka. Mereka terus berdua dan tetap dalam
kata persahabatan. Mereka berdua menyimpan ‘rasa’ itu, mereka saling
menyimpan rahasia hati mereka masing-masing, mereka berdua baru bisa
memperlihatkan pada aktivitas memberi dan menerima. Sedangkan rasa itu tetap
terpendam di lubuk yang paling dalam dihati mereka masing-masing. Mereka
memahami ‘rasa’ itu tidak boleh terungkap karena takut terjebak dalam hubungan
yang tidak dihalalkan syariat. Mereka memahami itu dan memegang kokoh
nilai-nilai ini. Dan rasa itu memang hanya ada di hati mereka masing-masing.
Hanya Alloh dan mereka sendiri yang tahu kalau mereka saling mencintai.

"Mengapakah Kita di temukan dan
akhirnya di pisahkan, mungkinkah menguji kesetiaan, kejujuran dan kemanisan
iman, Tuhan berikan daku kekuatan....."

(Untukmu Teman-Brothers)

Sampai suatu hari, laki-laki itu berat hati
meninggalkan kota itu meninggalkan kota kelahirannya itu.
Mungkin ini merupakan doa’nya yang di kabulkan Tuhan, dimana ketika di sebuah
sore dengan kondisi hujan yang sangat lebat, seakan-akan langit menumpahkan
seluruh airnya. Diatas sebuah sepeda dan dalam keadaan basah kuyup ia memenuhi
janji bertemu dengan perempuan sahabatnya itu. Dan ketika itu ia berdoa sambil
berurai air mata " Ya ALLOH jika sahabatku ini adalah jodoh hamb segerakan
pernikahan hamba dengannya dan permudah urusan pernikahan itu, tetapi jika
bukan jodoh hamba ya Alloh, bawalah hamba pergi jauh dari kota ini".

"Namun kini perpisahan yang terjadi,
dugaan yang menimpa diri, bersamalah diatas suratan, kutetap pergi
jua....."

(Doa Perpisahan-Broters)

Di halaman rumahnya. Di saksikan kedua orang
tua dan adik-adiknya serta sahabatnya dia mengucap pamit untuk berlayar ke
negeri seberang. Dari awal sampainya laki-laki itu di tempat tujuan, mereka
masih saling berkomunikasi, sang perempuan begitu memperhatikan keadaan
laki-laki itu, ia menanyakan dimana tinggal dan bagaimana keaadan diri sang
sahabat, dan begitulah cinta, ada perhatian dan kasih sayang. Namun sayang
semuanya masih terpendam. Terpendam di hati yang sangat dalam. Dari sms dan
telpon terlihat jika perempuan itu masih berharap dan menunggu laki-laki itu
kembali ke kotanya. Perempuan itu tetap curhat dan berbagi cerita tentang
kondisi di kota
kelahiran laki-laki itu. Ia bercerita bahwa ia belum bisa menemukan sosok
partner kerja seikhlas laki-laki sahabatnya itu, dan terkadang sebuah harapan
agar laki-laki sahabatnya itu cepat kembali. Dan sungguh, baik laki-laki dan
perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain.

" Kini dengarkanlah, dendangan lagu
tanda ingatanku, kepadamu teman, agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu,
kenangan bersamamu, tak akan kulupa walau badai melanda, walau bercerai jasad
dan nyawa..."

(Untukmu Teman-Brothers)

Laki-laki itu menyadari kalau sebenarnya
kepergiannya itu adalah sebuah doanya yang terkabul. Tetapi hatinya goyah ingin
kembali dan menyatakan isi hatinya pada perempuan itu, ia ingin meminang sang
bidadari. Dia ingin bidadari itu menjadi kekasihnya seumur hidup.
Tapi....begitu berat juga hati agar tidak kembali, dia teringat teman-teman
aktivis yang lain begitu memuji sahabat perempuannya ini, begitu banyak
teman-temannya berharap dapat mempersunting sang sahabat perempuannya
ini....Air matanya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam...
Dia berjanji untuk melupakan semua kenangan di kota kelahirannya. Dia tidak ingin mengisi
hari- harinya dengan kesia-siaan.

"Lalu bagaimana dengan harapan perempuan
terhadap sahabat laki-lakinya ini?

Hingga suatu ketika di malam sepuluh terakhir
ramadhan setahun yang lalu laki-laki itu mendapat sms yang begitu memilukan
hatinya "Abang, Sungguh, adek berharap bisa menjadi bidadari yang
mendampingi hidup abang, apapun adanya abang". Ohhh.....Tuhan, mengapa
ini terjadi di saat aku berusaha melupakan cintaku pada perempuan sahabatnya.
Kembali air mata membasahi sajadah di sholat malamnya.....mengadu kepada sang
pemilik cinta untuk menuntaskan gejolak hati ini. Hingga suatu hari......


Laki-laki itu mendapat tawaran menikah dari
seorang yang tidak pernah di kenal sebelumnya hanya karena dia sering menulis
artikel di www.myquran.com, begitu berat ia mau menerimanya sedangkan
orang yang belum di kenalnya menunggu jawabannya. Dan akhirnya melalui
ustadznya proses ta’aruf, khitbah dan menikah begitu mudah, lancar dan tidak
ada satupun hambatan. Dan itulah JODOH, yang tidak dapat di pungkiri
kebenarannya. Alloh yang memberikan keputusan ini dan berakhirlah drama hati
dua sejoli itu. Sepasang sahabat yang memendam cintanya demi sebuah syariat
yang sangat mereka junjung tinggi.

Tuhan, Aku tidak akan menyalahkan
siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan
dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul
gejolak dihati.... Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan
pendewasaan bagiku untuk lebih hati-hati dalam menata hati," gumamnya
pada suatu waktu. Dan begitu juga harapannya pada perempuan sahabatnya, agar
bisa menerima keputusan dari ALLOH ini.

Dunia laki-laki itu kini adalah dunia penuh
cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi, pijar bintang dimata
istrinya yang menjadi pendamping hidupnya kini...Sebuh cinta yang suci dialiri
ketulusan yang dianugrahkan ALLOH kepadanya...sebuah cinta yang tidak pernah
kenal surut dan batas, dan yang paling kekal adalah cintanya pada Illahi yang
selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka...
Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.

Adakalanya ia ingat pada sahabatnya. Apakah
sahabatnya ini akan memakinya, tidak, laki-laki ini yakin sahabatnya tidak
demikian, bukankah mereka tidak pernah saling menucap cinta, mereka tidak
pernah berikrar untuk saling menyayangi sebagai kekasih, Sehingga.... saat
bayangan sahabatnya itu pun hilang begitu saja...dan masih adakah setangkup
harapan agar dia kembali? Laki-laki itu yakin Allohlah yang memiliki taqdir
itu, walaupun terlalu banyak kebaikan sang sahabat ...akan ada seribu kata
terima kasih untuknya demikian juga jika ada kata-katanya yang menyakitkan
hati.... akan selalu ada beribu kata maaf untuknya...." Sahabatku,
Jangan Kau Nanti lagi kehadiranku, bukan berarti aku tidak mencintaimu, sungguh
aku sangat mencintaimu walaupun tidak pernah ku ungkapkan langsung padamu,
biarkanlah ALLOH menjalankan skenarionya, dan kita hanya menjalankan skenario
dari-Nya itu, maafkan aku yang mungkin telah membuat dirimu menaruh harap,
walau tidak pernah terucap dibibirku, karena kau memang sahabat sejatiku, teman
berbagi cerita, selamat berpisah, doakan aku sahabat agar tetap istiqomah di
jalan-Nya, dan aku akan selalu mengenangmu" Desah Laki-laki itu


"Jikapun suatu saat nanti ternyata
kita tetap di pertemukan dalam cinta kasih yang suci, jangan dipikirkan semua
itu, semuanya Hak Alloh, biarkan Dia saja yang mengaturnya, jangan kau tutup
pintu hati untuk yang lain, terima pinangan lelaki yang shalih dan jangan
sekali-kali kau menolaknya karena kau akan mendapat fitnah karenanya demikian
sebagaimana yang dikatakan Nabi 14 abad yang lalu. Jangan mengorbankan diri
pada hal yang sia-sia sahabatku" Demikian tulinya di Diari.

"Mungkinkah telah terlupa, Tuhan ada
janjinya, bertemu dan perisah adalah matan kasihnya, andai ini ujian
terangilah, tambah kesabaran, pergilah Jelita..Hadirlah cahaya......"

(Untukmu Teman-Broters)

Masih ada sejuta asa dan makna, yang akan
tetap bercahaya, sahabat

"Lalu... bagaimana dengan cinta kita
yang dulu pernah ada?

Laki-laki itu berkata " Biarkan cinta
ini kukembalikan kepada pemilik-Nya. Dan tiadalah berdosa mencintai karena ini
fitrah sebagai manusia, Sahabatku, di saat yang tepat nanti ALLOH telah
menyiapkan pengeran cinta untukmu dan tentunya yang terbaik, biarlah airmata
ini mengiringi doa perpisahan kita....Teruskan Perjuangan.....ALLOHU AKBAR!!


"Teman.......betapa pilunya hati ini,
menghadapi perpisahan ini, pahit manis perjuangan telah kita rasa bersama,
semoga ALLOH meridhai persahabatan dan perpisahan ini....teruskan
perjuangan...."

(Doa Perpisahan-Broters)

"Kan Kuutus salam ingatanku dalam doa
kudusku sepanjang waktu, ya ALLOH, bntulah hambamu, snyuman yang tersirat
dibibirmu, menjadi ingatan setiap waktu, tanda kemesraan yang bersimpul padu
kenangku di dalam doamu, semoga ALLOH berkatimu....."


APBILA CINTA MEMANGGILMU
Darma Bakti T

“…pabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…” (Kahlil Gibran)

“…kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang” (Kahlil Gibran)

“Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan…” (Kahlil Gibran)

“Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan” (Kahlil Gibran)
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…” (Kahlil Gibran)
“Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang” (Kahlil Gibran)

“Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya” (Kahlil Gibran)

“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian… Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…, di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan… sekecup ciuman” (Kahlil Gibran)

Wahai Anakku Dengarkan Tuhanmu





DARMA BAKTI Tbn

WebGaul Forum : : A ZEIN Company (http://forumm.wgaul.com/index.php)
- Islam (http://forumm.wgaul.com/forumdisplay.php?f=71)
- - Cerpen Islami (http://forumm.wgaul.com/showthread.php?t=13397)


AlfaOmega
KISAH SI PENEBANG POHON

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu".

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. "Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga". Kata si penebang.

"Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.

Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

Istirahat bukan berarti berhenti ,

Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru !
Andrie Wongso




Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan
Khutbah Rasulullah SAW Menyambut Ramadhan

"Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan
membawa barokah, rahmah, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia pada
sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling
utama.Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi
jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu
diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya.


Pada bulan ini nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu
diterima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabb-mu
dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk
melakukan shaum dan membaca kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang
agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan
kehausan pada hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.
Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali
silaturahmimu. Jagalah lidahmu. Tahanlah pandanganmu dari apa yang tidak
halal kamu memandangnya. (Tahanlah pula) pendengaranmu dari apa yang
tidak halal kamu mendengarkannya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya
anak-anak yatimmu (akan) dikasihi manusia.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tangan
untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling
utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh
kasih. Dia menjawab mereka ketika menyeru-Nya, menyambut mereka ketika
mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa
kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya (disebabkan) diri kalian tergadai karena
amal-amal kalian, maka bebaskanlah dengan istighfar. (Karena)
punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah
dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah Ta'ala bersumpah dengan
segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang
shalat dan sujud dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari
manusia berdiri di hadapan Rabbul 'Alamin.

Wahai manusia ! Barang siapa di antaramu memberi (makanan) untuk berbuka
kepada orang-orang mukmin yang melaksanakan shaum pada bulan ini, maka
pada sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia
diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu."Para sahabat bertanya, "Ya,
Rasulullah, kami semua tidaklah mampu berbuat demikian." Rasulullah
meneruskan khutbahnya. "Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun
hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun
hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya pada bulan ini ,
dia akan berhasil melewati shirath pada hari ketika kaki-kaki
tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang
dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) pada bulan ini, Allah
akan meringankan pemeriksaan-Nya pada hari kiamat. Barang siapa yang
menahan kejelekannya pada bulan ini Allah akan menahan murka-Nya pada
hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim pada
bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan pada bulan ini, Allah akan
menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang siapa memutuskan kekeluargaan pada bulan ini, Allah akan
memutuskan dari rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang
siapa melakukan shalat sunnah pada bulan ini, Allah akan menuliskan
baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa melakukan shalat fardhu,
baginya ganjaran seperti melakukan tujuh puluh shalat fardhu pada bulan
yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka
mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu.
Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabb-mu agar tidak
akan pernah dibukakan bagimu. Syetan-syetan terbelenggu, maka mintalah
agar mereka tidak lagi pernah menguasaimu.

"Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, berdiri dan berkata, "Ya
Rasulullah, apa amal yang paling utama pada bulan ini ?" "Ya, Abu
Al-Hasan, amal yang paling utama pada bulan ini adalah menjaga diri dari
apa yang diharamkan Allah." Jawab Nabi SAW.

***Dukutip dari Meydi (Milis Kota Bogor) dari Kepompong Ramadhan

K.H. Abdullah Gymnastiar)

Senin, 01 Maret 2010

Read in the name of your Lord who created







Darma Bakti Tbn

sangbintang.wordpress -

1001 Kisah Teladan

SYAHID SELEPAS MENGUCAPKAN SYAHADAH

Suatu ketika tatkala Rasulullah s.a.w. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui Baginda s.a.w.. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah s.a.w. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah s.a.w. , menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah s.a.w. . Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.

Rasulullah s.a.w. menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira, tambah pula rela akan maju bersama Nabi Muhammad s.a.w.. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, kerana masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pengsan.

"Untuk apa ikut ke mari ya Amar?" Demikian tanya orang yang hairan melihatnya, sebab sangka mereka dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini masih belum Islam lalau mengikut sahaja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar lalu berkata, "Aku sudah beriman kepada Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah s.w.t. akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi." Amar meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Illahi sebagai pahlawan syahid. Waktu hal ini diketahui Rasulullah s.a.w. , maka Baginda s.a.w. pun bersabda,: "Amar itu nanti akan berada dalam syurga nantinya." Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Malah Abu Hurairah r.a sahabat yang banyak mengetahui hadith Rasulullah s.a.w. berkata kaum Muslimin, "Cuba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk syurga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah s.w.t.."

"Jika kamu tidak tahu orangnya." Kata Abu Hurairah r.a lagi, lalu ia pun menyambung, ujarnya, "Maka baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit." Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk syurga demikian indahnya. Ia tidak pernah solat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Rasulullah s.a.w.. Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah iaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah s.w.t. di medan perang. Maka syurgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Rasulullah s.a.w. menjamin syurga bagi orang seperti Amar ini.

NAMA-NAMA SYURGA DAN NERAKA

Tingkatan dan nama-nama syurga ialah :-

1. Firdaus
2. Syurga 'Adn
3. Syurga Na'iim
4. Syurga Na'wa
5. Syurga Darussalaam
6. Daarul Muaqaamah
7. Al-Muqqamul Amin
8. Syurga Khuldi

Sedangkan tingkatan dan nama-nama neraka adalah :-

1. Neraka Jahannam
2. Neraka Jahiim
3. Neraka Hawiyah
4. Neraka Wail
5. Neraka Sa'iir
6. Neraka Ladhaa
7. Neraka Saqar
8. Neraka Hutomah

MENAHAN LAPAR SEMALAMAN KERANA MENGHORMATI TETAMU

Seorang telah datang menemui Rasulullah s.a.w. dan telah menceritakan kepada Baginda s.a.w. tentang kelaparan yang dialami olehnya. Kebetulan pada ketika itu Baginda s.a.w. tidak mempunyai suatu apa makanan pun pada diri Baginda s.a.w. mahupun di rumahnya sendiri untuk diberikan kepada orang itu. Baginda s.a.w. kemudian bertanya kepada para sahabat,"Adakah sesiapa di antara kamu yang sanggup melayani orang ini sebagai tetamunya pada malam ini bagi pihak aku?" Seorang dari kaum Ansar telah menyahut, "Wahai Rasulullah s.a.w. , saya sanggiup melakukan seperti kehendak tuan itu."

Orang Ansar itu pun telah membawa orang tadi ke rumahnya dan menerangkan pula kepada isterinya seraya berkata, "Lihatlah bahawa orang ini ialah tetamu Rasulullah s.a.w. Kita mesti melayaninya dengan sebaik-baik layanan mengikut segala kesanggupan yang ada pada diri kita dan semasa melakukan demikian janganlah kita tinggalkan sesuatu makanan pun yang ada di rumah kita." Lalu isterinya menjawab, "Demi Allah! Sebenarnya daku tidak ada menyimpan sebarang makanan pun, yang ada cuma sedikit, itu hanya mencukupi untuk makanan anak-anak kita di rumah ini ?"

Orang Ansar itu pun berkata, "Kalau begitu engkau tidurkanlah mereka dahulu (anak-anaknya) tanpa memberi makanan kepada mereka. Apabila saya duduk berbual-bual dengan tetamu ini di samping jamuan makan yang sedikit ini, dan apabila kami mulai makan engkau padamlah lampu itu, sambil berpura-pura hendak membetulkannya kembali supaya tetamu itu tidakk akan ketahui bahawa saya tidak makan bersama-samanya." Rancangan itu telah berjalan dengan lancarnya dan seluruh keluarga tersebut termasuk kanak-kanak itu sendiri terpaksa menahan lapar semata-mata untuk membolehkan tetamu itu makan sehingga berasa kenyang. Berikutan dengan peristiwa itu, Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud, "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan." (Al-Hasy : 9)

GUNUNG MENANGIS TAKUT TERGOLONG BATU API NERAKA

Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib telah pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad s.a.w.. Pada waktu itu Uqa'il telah melihat berita ajaib yang menjadikan tetapi hatinya tetap bertambah kuat di dalam Islam dengan sebab tiga perkara tersebut. Peristiwa pertama adalah, bahawa Nabi Muhammad s.a.w. akan mendatangi hajat yakni mebuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka Baginda s.a.w. berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahawa sesungguhnya Rasulullah berkata; "Agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya, kerana sesungguhnya Baginda akan mengambil air wuduk dan buang air besar."

Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu dan sebelum dia menyelesaikan tugas itu ternyata pohon-pohon sudah tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar Baginda s.a.w. selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat pohon-pohon itu.

Peristiwa kedua adalah, bahawa Uqa'il berasa haus dan setelah mencari air ke mana pun jua namun tidak ditemui. Maka Baginda s.a.w. berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, "Jika padamu ada air, berilah aku minum!"

Uqa'il lalu pergilah mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan Baginda s.a.w. itu. Maka sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah, bahawa aku sejak Allah s.w.t. menurunkan ayat yang bermaksud : ("Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (seksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu)." "Aku menangis dari sebab takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku."

Peristiwa yang ketiga ialah, bahawa ketika Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi Muhammad s.a.w., tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan Rasulullah s.a.w., maka unta itu lalu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu." Unta masih belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus, Nabi Muhammad s.a.w. berkata, "Hendak apakah kamu terhadap unta itu ?"

Jawab orang kampungan itu, "Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi dia tidak mahu taat atau tidak mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya, "Mengapa engkau menderhakai dia?" Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan, akan tetapi aku menderhakainya dari sebab perbuatannya yang buruk. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam golongannya, sama tidur meninggalkan solat Isya'. Kalau sekiranya dia mahu berjanji kepada engkau akan mengerjakan solat Isay' itu, maka aku berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah s.w.t. menurunkan seksa-Nya kepada mereka sedang aku berada di antara mereka."

Akhirnya Nabi Muhammad s.a.w. mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahawa dia tidak akan meninggalkan solat Isya'. Dan Baginda Nabi Muhammad s.a.w. menyerahan unta itu kepadanya. Dan dia pun kembali kepada keluarganya.

NIAT TAUBAT MENUKAR ARAK MENJADI MADU

Pada suatu hari, Omar Al-Khatab sedang bersiar-siar di lorong-lorong dalam kota Madinah. Di hujung simpang jalan beliau terserempak dengan pemuda yang membawa kendi. Pemuda itu menyembunyikan kendi itu di dalam kain sarung yang diselimutkan di belakangnya. Timbul syak di hati Omar AL-Khatab apabila terlihat keadaan itu, lantas bertanya, "Apa yang engkau bawa itu?" Kerana panik sebab takut dimarahi Omar yang terkenal dengan ketegasan, pemuda itu menjawab dengan terketar-ketar iaitu benda yang dibawanya ialah madu. Walhal benda itu ialah khamar. Dalam keadaannya yang bercakap bohong itu pemuda tadi sebenarnya ingin berhenti dari terus minum arak. Dia sesungguhnya telah menyesal dan insaf dan menyesal melakukan perbuatan yang ditegah oleh agama itu. Dalam penyesalan itu dia berdoa kepada Tuhan supaya Omar Al-Khatab tidak sampai memeriksa isi kendinya yang ditegah oleh agama itu.

Pemuda itu masih menunggu sebarang kata-kata Khalifah, "Kendi ini berisikan madu." Kerana tidak percaya, Khalifah Omar ingin melihat sendiri isi kendi itu. Rupanya doa pemuda itu telah dimakbulkan oleh Allah s.w.t. seketika itu juga telah menukarkan isi kendi itu kepada madu. Begitu dia berniat untuk bertaubat, dan Tuhan memberikan hidayah, sehingga niatnya yang ikhlas, ia terhindar dari pergolakan Khalifah Omar Al-Khatab, yang mungkin membahayakan pada dirinya sendiri kalau kendi itu masih berisi khamar.

Allah Taala berfirman:, "Seteguk khamar diminum maka tidak diterima Allah amal fardhu dan sunatnya selama tiga hari. Dan sesiapa yang minum khamar segelas, maka Allah Taala tidak menerima solatnya selama empat puluh hari. Dan orang yang tetap minum khamar, maka selayaknya Allah memberinya dari 'Nahrul Khabal'.
Ketika ditanya, "Ya Rasulullah, apakah Nahrul Khabal itu ?" Jawab Rasulullah s.a.w., "Darah bercampur nanah orang ahli neraka ! "

RASULULLAH S.A.W. DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA

Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah s.a.w. mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah s.a.w. menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah s.a.w melakukannya hingga menjelang Nabi Muhammad s.a.w. wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w. tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah s.a.w. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.

RASULULLAH S.A.W. MENDATANGI KAFILAH DAGANG

Dari kejauhan gumpalan debu padang pasir membumbung ke langit. Debu-debu yang berterbangan itu dapat terlihat dari kejauhan bertanda ada satu rombongan kafilahÏ akan datang mendekati kota Mekkah. Rasulullah s.a.w. melihat gumpalan debu dari kejauhan itu segera pulang ke rumah. Nabi Muhammad s.a.w. langsung menyiapkan perbekalan dan membungkusnya. Setelah itu Rasulullah s.a.w. menunggu di pintu gerbang kota Mekkah. Kafilah itu rupanya tidak memasuki kota Mekkah mereka hendak menuju tempat lain. Rasulullah s.a.w. mendekati kafilah itu dan mencari pimpinan rombongan kafilah tersebut. Setelah berjumpa dengan pemimpin kafilah itu Rasulullah s.a.w. meminta izin untuk dapat ikut serta di dalam rombongan tersebut. Beliau, Rasulullah s.a.w. telah diizinkan. Rasulullah s.a.w. mulailah berdakwah kepada mereka, kepada setiap orang dalam rombongan itu Rasulullah s.a.w. telah sampaikan kebesaran Allah s.w.t. dan mengajak mereka untuk menerima Islam. Setelah semua orang mendapat penjelasan dari Rasulullah s.a.w. , Rasulullah s.a.w. pun meminta izin kepada pimpinan rombongan untuk pulang kembali ke Mekkah. Rasulullah s.a.w. kembali ke kota Mekkah dengan berjalan kaki sedangkan kafilah tersebut telah melalui kota Mekkah sejauh satu hari satu malam perjalanan. Rasulullah s.a.w. hanya inginkan setiap orang memiliki kalimah Laalilaahaillallaah dan selamat dari adzab yang pedih kelak di akhirat.

BIDADARI UNTUK UMAR R.A.

Umar r.a. adalah salah satu dari sahabat Rasulullah s.a.w. Semenjak ia memeluk Islam kaum muslimin seakan memperoleh suatu kekuatan yang sangat besar. Sejak itulah mereka berani solat dan tawaf dikaabah secara terang-terangan. Umar r.a. adalah seorang yang wara, ia sangat teliti dalam mengamalkan Islam. Umar r.a. mempelajari surah Al-Baqoroh selama 10 tahun, ia kemudian melapor kepada Rasulullah s.a.w. , "Wahai Rasulullah s.a.w. apakah kehidupanku telah mencerminkan surah Al-Baqoroh, apabila belum maka aku tidak akan melanjutkan ke surah berikutnya".Rasulullah s.a.w. menjawab, "Sudah..."!. Umar r.a. mengamalkan agama sesuai dengan kehendak Allah s.w.t. Kerana kesungguhannya inilah maka banyak ayat di Al-Quran yang diturunkan Allah s.w.t. berdasarkan kehendak yang ada pada hatinya, seperti mengenai pengharaman arak, ayat mengenai hijab, dan beberapa ayat Al-Quran lainnya.

Rasulullah s.a.w. seringkali menceritakan kepada para sahabatnya mengenai perjalannya mi'raj menghadap Allah s.w.t. Rasulullah s.a.w. sering pula menceritakan bagaimana keadaan surga yang dijanjikan Allah s.w.t. kepada sahabat-sahabatnya. Suatu hari ketika Rasulullah s.a.w. dimi'rajkan menghadap Allah s.w.t. malaikat Jibril a.s. memperlihatkan kepada Rasulullah s.a.w. taman-taman surga. Rasulullah s.a.w. melihat ada sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama. Ada seorang bidadari yang begitu berbeda dari yang lainnya. Bidadari itu menyendiri dan tampak sangat pemalu. Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Jibril a.s., "Wahai Jibril, bidadari siapakah itu"?. Malaikat Jibril a.s. menjawab, "Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu Umar r.a.". Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Kerana sahabat-mu itu selalu memenuhi kehendak Allah s.w.t. maka saat itu juga Allah s.w.t. menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya".

Nabi Sulaiman a.s. dan Seekor Semut

Kerajaan Nabi Sulaiman a.s. dikala itu sedang mengalami musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi. Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman a.s. mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah s.w.t. agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka. Baginda Sulaiman a.s. kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo'a memohon kepada Allah s.w.t. agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.

Sesampainya mereka di lapangan Baginda Sulaiman a.s. melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan. Baginda Sulaiman a.s. kemudian mendengar sang semut mulai berdoa memohon kepada Allah s.w.t. penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya. "Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku", do'a sang semut kepada Allah s.w.t. Mendengar doa si semut maka Baginda Sulaiman a.s.kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, "Kita segera pulang, sebentar lagi Allah s.w.t. akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah s.w.t. telah mengabulkan permohonan seekor semut". Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.

Suatu hari Baginda Sulaiman a.s. sedang berjalan-jalan. Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Baginda Sulaiman a.s terus mengamatinya, kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya: "Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab, Ini adalah kurma yang Allah s.w.t. berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun. Baginda Sulaiman a.s. kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, "Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu". Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman a.s.. Setahun telah berlalu. Baginda Sulaiman a.s. datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Baginda Sulaiman a.s. bertanya kepada si semut, "Hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu" "Wahai Nabiullah, aku selama ini hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah s.w.t. yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi kerana engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut.

PERMOHONAN SIKAYA DAN SIMISKIN

Nabi Musa a.s. memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa a.s.. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa a.s., "Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t. permohonanku ini agar Allah s.w.t. menjadikan aku orang yang kaya." Nabi Musa a.s. tersenyum dan berkata kepada orang itu, "Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah s.w.t.". Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, "Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa a.s.. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa a.s., "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t. permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu." Nabi Musa a.s.pun tersenyum, lalu ia berkata, "Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah s.w.t.". "Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah s.w.t.?. Allah s.w.t. telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah s.w.t. telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah s.w.t. tambah kekayaannya kerana ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah s.w.t. mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua kerana ia tidak mau bersyukur kepada Allah s.w.t.

KAMBING DAN ALAT TENUN

Imam Ahmad telah memberitakan dari Humaid bin Hilal, dia berkata: "Ada seorang lelaki yang sering berulang-alik di kampung kami, lalu dia membawa cerita yang aneh-aneh kepada orang-orang kampung. Dia bercerita: "Suatu ketika aku datang ke Madinah dalam rombongan dagang, lalu aku menjual semua barang-barang yang aku bawa. Aku berkata kepada diriku: "Mengapa aku tidak pergi kepada orang lelaki yang membawa ajaran baru itu, barangkali aku dapat mendengar berita-berita yang aneh untuk aku bawa kembali bersamaku?! Aku pun pergi kepada Rasulullah s.a.w. untuk bertanya sesuatu, lalu Rasulullah s.a.w. menunjuki arah sebuah rumah, katanya: "Ada seorang wanita yang tinggal di rumah itu . Pernah dia mengikut tentera Islam berjihad, dan ditinggalkannya 12 ekor kambingnya dan sebuah alat tenunan yang digunakannya untuk menenun pakaian. Apabila dia kembali dari berjihad, didapati kambingnya hilang seekor, dan alat tenunannya pun hilang. Dia merasa sedih atas kehilangannya itu. Maka dia pun mengangkat kedua belah tangan berdoa kepada Tuhannya dengan penuh kesungguhan, katanya:

"Ya Tuhanku! Engkau telah berikan jaminan bahwa siapa yang keluar berjihad pada jalanmu, Engkau akan pelihara harta bendanya, dan sekarang aku telah kehilangan seekor kambing, dan alat tenunanku. jadi aku minta ganti kambing yang hilang dan alat tenunanku itu!"

Rasulullah s.a.w. terus menceritakan betapa sungguh-sungguhnya dia berdoa dan memohon kepada Tuhannya, sehingga pada esok harinya dia mendapati di pintu rumahnya kambingnya yang hilang itu dengan seekor kambing lagi bersamanya. Begitu juga dia melihat alat tenunannya ada di situ dengan satu alat tenun yang lain. Itulah ceritanya, kata Rasulullah s.a.w. dan jika engkau mau, pergilah kepadanya di rumah itu, dan tanyalah dia cerita itu! "Tidak", jawabku, "Akan tetapi aku percaya semua yang engkau katakan itu!"
(Majma'uz-Zawaid 5:277)

KEBERANIAN SAAD BIN ABU WAQQASH R.A.

Ibnu Asakir telah mengeluarkan dari Az-Zuhri dia telah berkata: Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. telah mengutus Sa'ad bin Abu Waqqash ra. untuk mengetuai suatu pasukan ke suatu tempat di negeri Hijaz yang dikenal dengan nama Rabigh. Mereka telah diserang dari belakang oleh kaum Musyrikin, maka Sa'ad bin Abu Waqqash ra. mengeluarkan panah-panahnya serta memanah mereka dengan panah-panah itu. Dengan itu, maka Sa'ad bin Abu Waqqash ra. menjadi orang pertama yang memanah di dalam Islam, dan peristiwa itu pula menjadi perang yang pertama terjadi di dalam Islam. (Al-Muntakhab 5:72)

Ibnu Asakir mengeluarkan dari Ibnu Syihab, dia berkata: "Pada hari pertempuran di Uhud Sa'ad bin Abu Waqqash ra. telah membunuh tiga orang Musyrikin dengan sebatang anak panah. Dipanahnya seorang, lalu diambilnya lagi panah itu, kemudian dipanahnya orang yang kedua dan seterusnya orang yang ketiga dengan panah yang sama. Ramai para sahabat merasa heran tentang keberanian Sa'ad itu. Maka Sa'ad berkata: "Rasulullah s.a.w. yang telah memberikanku keberanian itu, sehingga aku menjadi begitu berani sekali". (Al-Muntakhab 5:72)

Bazzar telah mengeluarkan dari Abdullah bin Mas'ud ra. dia berkata: "Pada hari pertempuran di Badar, Sa'ad bin Abu Waqqash ra. telah menyerang musuh dengan berkuda dan dengan berjalan kaki". (Majma'uz Zawa'id 6:82)

BERTANI DISYURGA

Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. berbicara dengan seorang lelaki dari desa. Rasulullah s.a.w. menceritakan bahawa ada seorang lelaki penghuni syurga meminta kepada Allah s.w.t. untuk bercocok tanam, kemudian Allah s.w.t. bertanya kepadanya bukankah Allah s.w.t. telah berikan semua perkara yang dia perlukan? Lelaki itu mengakui, tetapi dia suka bercocok tanam. Lalu dia menabur biji benih. Tanaman itu langsung tumbuh. Kesemuanya sama. Setelah itu dia menuainya. Hasilnya dapat setinggi gunung. Allah s.w.t. berfirman kepadanya, "Wahai anak Adam, ia tidak mengenyangkan perut kamu".

"Demi Allah, orang itu adalah orang Quraisy atau pun Anshar kerana mereka dari golongan petani. Kami bukan dari golongan petani", kata orang Badui itu. Rasulullah s.a.w. tertawa mendengar kata-kata orang Badui itu.

WAHYU TERAKHIR KEPADA RASULULLAH SAW

Diriwayatkan bahawa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada']. Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Setelah Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah s.a.w. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s.. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."

Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar ra. pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahawa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah s.a.w.. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda."

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar ra. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah s.a.w. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, "Ya Rasulullah s.a.w., kami baru kembali dari rumah Abu Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di rumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah s.a.w. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya, "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali ra. berkata, "YaRasulullah s.a.w., Abu Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".

Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah s.a.w., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara 'Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah s.a.w., 'Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda." Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal ra., "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."

Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal ra. berkata: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk mengambil tongkat beliau. "Kemudian Fathimah ra. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya." Berkata Bilal ra.: "Wahai Fathimah, Rasulullah s.a.w.telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fathimah ra. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah s.a.w.?" Bilal ra. tidak menjawab pertanyaan Fathimah ra., Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah s.w.t.telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah s.a.w. oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah s.a.w. pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah s.a.w. "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju. Setelah Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah melihat tubuh Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah s.a.w., siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t. dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu" Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah s.a.w. di dalam syurga."

Apabila ajal Rasulullah s.a.w. makin dekat maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: "Selamat datang kamu semua semoga Allah s.w.t. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah s.w.t. dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan mensolatkan aku ialah Allah s.w.t., kemudian yang akan mensolat aku ialah Jibril a.s., kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bersolat ke atasku."

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya Rasulullah s.a.w. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."

Setelah Rasulullah s.a.w. berkata demikian, maka sakit Rasulullah s.a.w. bermula. Dalam bulan safar Rasulullah s.a.w. sakit selama 18 hari dan sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah s.a.w. diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah s.a.w. bertambah berat, setelah Bilal ra. menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke rumah Rasulullah s.a.w.. Sesampainya Bilal ra. di rumah Rasulullah s.a.w. maka Bilal ra. pun memberi salam, "Assalaarnualaika ya Rasulullah." Lalu dijawab oleh Fathimah ra., "Rasulullah s.a.w. masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fathimah ra. maka Bilal ra. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra. itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah s.a.w. maka Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah."

Setelah Bilal ra. sarnpai di masjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah s.a.w. katakan kepadanya. Abu Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia jatuh pingsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fathimah ra.; "Wahai Fathimah apakah yang telah berlaku?." Maka Fathimah ra. pun berkata: "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian Rasulullah s.a.w. memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu Rasulullah s.a.w. bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di masjid maka Rasulullah s.a.w. pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.

Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah s.a.w. pun berkata, "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah s.w.t., oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Setelah berkata demikian maka Rasulullah s.a.w. pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah s.w.t. mewahyukan kepada malaikat lzrail a.s., "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah s.w.t. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah s.a.w. maka ia pun memberi salam, "Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?) Apabila Fathimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah s.a.w. sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat." Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fathimah ra., "Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu." Maka Fathimah ra. pun berkata, "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahawa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata; "Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fathimah, "Tidak ayah." "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar tangisan Falimah ra. maka beliau pun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku." Kemudian Rasulullah s.a.w. pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?" Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali." Berkata Rasulullah s.a.w., "Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa lama kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah s.a.w..

Apabila Rasulullah s.a.w. melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahawa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril a.s., "Ya aku tahu" Rasulullah s.a.w. bertanya lagi, "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah s.w.t" Berkata Jibril a.s., "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata Rasulullah s.a.w.: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril a.s., "Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud,"Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga."

Berkata Rasulullah s.a.w.: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku." Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibrila.s. mengalihkan pandangan dari Rasulullah s.a.w. apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril a.s. itu maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril a.s. berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik ra. berkata: "Apabila ruh Rasulullah s.a.w. telah sampai di dada beliau telah bersabda,"Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga solat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu."

Ali ra. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah s.a.w. berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah s.a.w. bahawa: "Malaikat Jibril a.s. telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."




KUBUR BERKATA-KATA
tanbihul_ghafilin.tripod Darma Bakti Tbn

Dikisahkan bahawa sewaktu Fatimah r.a. meninggal dunia maka jenazahnya telah diusung oleh 4 orang, antara :-

1. Ali bin Abi Talib (suami Fatimah r.a)
2. Hasan (anak Fatima r.a)
3. Husin (anak Faimah r.a)
4. Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a

Sewaktu jenazah Fatimah r.a diletakkan di tepi kubur maka Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a berkata kepada kubur, "Wahai kubur, tahukah kamu jenazah siapakah yang kami bawakan kepada kamu ? Jenazah yang kami bawa ini adalah Siti Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah s.a.w."
Maka berkata kubur, "Aku bukannya tempat bagi mereka yang berdarjat atau orang yang bernasab, adapun aku adalah tempat amal soleh, orang yang banyak amalnya maka dia akan selamat dariku, tetapi kalau orang itu tidak beramal soleh maka dia tidak akan terlepas dari aku (akan aku layan dia dengan seburuk-buruknya)."

Abu Laits as-Samarqandi berkata kalau seseorang itu hendak selamat dari siksa kubur hendaklah melazimkan empat perkara semuanya :-

1. Hendaklah ia menjaga solatnya
2. Hendaklah dia bersedekah
3. Hendaklah dia membaca al-Quran
4. Hendaklah dia memperbanyakkan membaca tasbih kerana dengan memperbanyakkan membaca tasbih, ia akan dapat menyinari kubur dan melapangkannya.

Adapun empat perkara yang harus dijauhi ialah :-

1. Jangan berdusta
2. Jangan mengkhianat
3. Jangan mengadu-domba (jangan suka mencucuk sana cucuk sini)
4. Jangan kencing sambil berdiri

Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud, "Bersucilah kamu semua dari kencing, kerana sesungguhnya kebanyakan siksa kubur itu berpunca dari kencing."
Seseorang itu tidak dijamin akan terlepas dari segala macam siksaan dalam kubur, walaupun ia seorang alim ulama' atau seorang anak yang bapanya sangat dekat dengan Allah s.w.t.. Sebaliknya kubur itu tidak memandang adakah orang itu orang miskin, orang kaya, orang berkedudukan tinggi atau sebagainya, kubur akan melayan seseorang itu mengikut amal soleh yang telah dilakukan sewaktu hidupnya di dunia ini.

Jangan sekali-kali kita berfikir bahawa kita akan dapat menjawab setiap soalan yang dikemukakan oleh dua malaikat Mungkar dan Nakir dengan cara kita menghafal. Pada hari ini kalau kita berkata kepada saudara kita yang jahil takutlah kamu kepada Allah s.w.t. dan takutlah kamu kepada soalan yang akan dikemukakan ke atas kamu oleh malaikat Mungkar dan Nakir, maka mereka mungkin akan menjawab, "Ah mudah sahaja, aku boleh menghafal untuk menjawabnya."
Itu adalah kata-kata orang yang tidak berfikiran. Seseorang itu tidak akan dapat menjawab setiap soalan di alam kubur jikalau dia tidak mengamalkannya sebab yang akan menjawab ialah amalnya sendiri. Sekiranya dia rajin membaca al-Quran, maka al-Quran itu akan membelanya dan begitu juga seterusnya.

hajaraswad.jpg (52007 bytes) KISAH ASAL USUL HAJAR ASWAD

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Kaabah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Kaabah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertungkus kumus untuk menjayakan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung. Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah. Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."
Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa sahaja yang bertawaf di Kaabah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan sahaja. Ada riwayat menyatakan bahawa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan doa. Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah s.w.t.. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyengutukan Allah s.w.t., sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah. Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah s.a.w. menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."

UNTA MENJADI HAKIM

Pada zaman Rasulullah s.a.w., ada seorang Yahudi yang menuduh orang Muslim mencuri untanya. Maka dia datangkan empat orang saksi palsu dari golongan munafik. Rasulullah s.a.w. lalu memutuskan hukum unta itu milik orang Yahudi dan memotong tangan Muslim itu sehingga orang Muslim itu kebingungan. Maka ia pun mengangkatkan kepalanya menengadah ke langit seraya berkata, "Tuhanku, Engkau Maha Mengetahui bahawa sesungguhnya aku tidak mencuri unta itu."
Selanjutnya orang Muslim itu berkata kepada Rasulullah s.a.w., "Wahai Rasulullah, sungguh keputusanmu itu adalah benar, akan tetapi mintalah keterangan dari unta ini."

Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya kepada unta itu, "Hai unta, milik siapakah engkau ini ?" Unta itu menjawab dengan kata-kata yang fasih dan terang, "Wahai Rasulullah, aku adalah milik orang Muslim ini dan sesungguhnya para saksi itu adalah dusta." Akhirnya Rasulullah s.a.w. berkata kepada orang Muslim itu, "Hai orang Muslim, beritahukan kepadaku, apakah yang engkau perbuat, sehingga Allah Taala menjadikan unta ini dapat bercakap perkara yang benar." Jawab orang Muslim itu, "Wahai Rasulullah, aku tidak tidur di waktu malam sehingga lebih dahulu aku membaca selawat ke atas engkau sepuluh kali."

Rasulullah s.a.w bersabda, "Engkau telah selamat dari hukum potong tanganmu di dunia dan selamat juga dari seksaan di akhirat nantinya dengan sebab berkatnya engkau membaca selawat untukku."
Memang membaca selawat itu sangat digalakkan oleh agama sebab pahala-pahalanya sangat tinggi di sisi Allah s.w.t. Lagi pula boleh melindungi diri dari segala macam bencana yang menimpa, baik di dunia dan di akhirat nanti. Sebagaimana dalam kisah tadi, orang Muslim yang dituduh mencuri itu mendapat perlindungan daripada Allah s.w.t. melalui seekor unta yang menghakimkannya.

KEJUJURAN SEORANG SAUDAGAR PERMATA

Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu datanglah seorang badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi. Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi. Ditengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid lalu bertanya kepada si badwi yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya tadi. Sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya. Saudagar Yunus bertanya kepada badwi itu, "Berapakah harga barang ini kamu beli?"

Badwi itu menjawab, "Empat ratus dirham." "Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham sahaja. Mari ke kedai saya supaya saya dapat kembalikan wang selebihnya kepada saudara." Kata saudagar Yunus lagi. "Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham." Tetapi saudagar Yunus itu tidak mahu melepaskan badwi itu pergi. Didesaknya juga agar badwi tersebut balik ke kedainya dan bila tiba dikembalikan wang baki kepada badwi itu. Setelah badwi itu beredar, berkatalah saudagar Yunus kepada saudaranya, "Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah s.w.t. atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi.

"Tetapi dia sendiri yang mahu membelinya dengan harga empat ratus dirham." Saudaranya cuba mempertahankan bahawa dia dipihak yang benar. Kata saudagar Yunus lagi, "Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri."
Jika kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Kerana ini menunjukkan peribadi seorang peniaga yang jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram kerana tidak ada penipuan dalam perniagaan.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas dan memberi rezeki dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzalimi di jiwa atau diharga." (Diriwayat lima imam kecuali imam Nasa'i)

'AUJ BIN UNUQ DIBINASAKAN OLEH BURUNG HUD-HUD

'Auj bin Unuq adalah manusia yang berumur sehingga 4,500 tahun. Tinggi tubuh badannya di waktu berdiri adalah seperti ketinggian air yang dapat menenggelamkan negeri pada zaman Nabi Nuh a.s. Ketinggian air tersebut tidak dapat melebihi lututnya. Ada yang mengatakan bahawa dia tinggal di gunung. Apabila dia merasa lapar, dia akan menghulurkan tangannya ke dasar laut untuk menangkap ikan kemudian memanggangnya dengan panas matahari. Apabila dia marah atas sesebuah negeri, maka dia akan mengencingi negeri tersebut hinggalah penduduk negeri itu tenggelam di dalam air kencingnya.

Apabila Nabi Musa bersama kaumnya tersesat di kebun teh, maka 'Auj bermaksud untuk membinasakan Nabi Musa bersama kaumnya itu. Kemudian 'Auj datang untuk memeriksa tempat kediaman askar Nabi Musa a.s., maka dia mendapati beberapa tempat kediaman askar Nabi Musa itu tidak jauh dari tempatnya. Kemudian dia mencabut gunung-gunung yang ada di sekitarnya dan diletakkan di atas kepalanya supaya mudah untuk dicampakkan kepada askar-askar Nabi Musa a.s.
Sebelum sempat 'Auj mencampakkan gunung-gunung yang diunjung di atas kepalanya kepada askar Nabi Musa a.s, Allah s.w.t. telah mengutuskan burung hud-hud dengan membawa batu berlian dan meletakkannya di atas gunung yang dijunjung oleh 'Auj. Dengan kekuasaan Allah s.w.t., berlian tersebut menembusi gunung yang dijunjung oleh 'Auj sehinggalah sampai ke tengkuknya. 'Auj tidak sanggup menghilangkan berlian itu, akhirnya 'Auj binasa disebabkan batu berlian itu.

Dikatakan bahawa ketinggian Nabi Musa a.s adalah empat puluh hasta dan panjang tongkatnya juga empat puluh hasta dan memukulkan tongkatnya kepada 'Auj tepat mengenai mata dan kakinya. Ketika itu jatuhlah 'Auj dengan kehendak Allah s.w.t. dan akhirnya tidak dapat lari daripada kematian sekalipun badannya tinggi serta memiliki kekuatan yang hebat.

CINTA SEJATI SEORANG IBU TERHADAP ANAK-ANAKNYA

Wanita itu sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita yang masih muda. Setiap tutur kata yang dikeluarkannya selalu menjadi pendorong dan bualan orang disekitarnya. Maklumlah, ia memang seorang penyair dua zaman, maka tidak kurang pula bercakap dalam bentuk syair. Al-Khansa bin Amru, demikianlah nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab. Dia pernah bersyair mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr :

"Setiap mega terbit, dia mengingatkan aku pada Sakhr, malang. Aku pula masih teringatkan dia setiap mega hilang dii ufuk barat Kalaulah tidak kerana terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, nescaya aku bunuh diriku."
Setelah Khansa memeluk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakan untuk menyemarakkan semangat para pejuang Islam. Ia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya diajar ilmu bersyair dan dididik berjuang dengan berani. Kemudian puteranya itu telah diserahkan untuk berjuang demi kemenangan dan kepentingan Islam. Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil lagi agar jangan takut menghadapi peperangan dan cabaran.

Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khattab menyediakan satu pasukan tempur untuk menentang Farsi. Semua Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang, maka terkumpullah seramai 41,000 orang tentera. Khansa telah mengerahkan keempat-empat puteranya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuan tentera Islam.
Dengarlah nasihat Khansa kepada putera-puteranya yang sebentar lagi akan ke medan perang, "Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan sukarela pula. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera dari seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara-maramu, aku tidak pernah merendahkan keturuna kamu, dan aku tidak pernah mengubah perhubungan kamu. Kamu telah tahu pahala yang disediakan oleh Allah s.w.t. kepada kaum muslimin dalam memerangi kaum kafir itu. Ketahuilah bahawasanya kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang binasa."

Kemudian Khansa membacakan satu ayat dari surah Ali Imran yang bermaksud, "Wahai orang yang beriman! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, moga-moga menjadi orang yang beruntung." Putera-putera Khansa tertunduk khusyuk mendengar nasihat bonda yang disayanginya.
Seterusnya Khansa berkata, "Jika kalian bangun esok pagi, insya Allah dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang dengan musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan dari Allah s.w.t.. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang sedang bergejolak, masuklah kamu ke dalamnya. Dan dapatkanlah puncanya ketika terjadi perlagaan pertempurannya, semoga kamu akan berjaya mendapat balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal."

Subuh esoknya semua tentera Islam sudah berada di tikar sembahyang masing-masing untuk mengerjakan perintah Allah s.w.t. iaitu solat Subuh, kemudian berdoa moga-moga Allah s.w.t. memberikan mereka kemenangan atau syurga. Kemudian Saad bin Abu Waqas panglima besar Islam telah memberikan arahan agar bersiap-sedia sebaik sahaja semboyan perang berbunyi. Perang satu lawan satu pun bermula dua hari. Pada hari ketiga bermulalah pertempuran besar-besaran. 41,000 orang tentera Islam melawan tentera Farsi yang berjumlah 200,000 orang. Pasukan Islam mendapat tentangan hebat, namun mereka tetap yakin akan pertolongan Allah s.w.t..

Putera-putera Khansa maju untuk merebut peluang memasuki syurga. Berkat dorongan dan nasihat dari bondanya, mereka tidak sedikit pun berasa takut. Sambil mengibas-ngibaskan pedang, salah seorang dari mereka bersyair, "Hai saudara-saudaraku! Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu, telah memanggil kita semalam dan membekalkan nasihat. Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bernas dan berfaedah. Insya Allah akan kita buktikan sedikit masa lagi."
Kemudian ia maju menetak setiap musuh yang datang. Seterusnya disusul pula oleh anak kedua maju dan menentang setiap musuh yang mencabar. Dengan semangat yang berapi-api ia bersyair,

"Demi Allah! Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu tua kami Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur mush-musuh bersama-sama Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah." Anak Khansa yang ketiga pula segera melompat dengan beraninya dan bersyair, "Sungguh ibu tua kami kuat keazamannya, tetap tegas tidak goncang Beliau telah menggalakkan kita agar bertindak cekap dan berakal cemerlang Itulah nasihat seorang ibu tua yang mengambil berat terhadap anak-anaknya sendiri. Mari! Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri Dapatkan kemenangan yang bakal membawakegembiraan di dalam hati Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi."

Akhir sekali anak keempat menghunus pedang dan melompat menyusul abang-abangnya. Untuk menaikkan semangatnya ia pun bersyair, "Bukanlah aku putera Khansa', bukanlah aku anak jantan Dan bukanlah pula kerana 'Amru yang pujiannya sudah lama terkenal Kalau aku tidak membuat tentera asing yang berkelompok-kelompok itu terjunam ke jurang bahay, dan musnah mangsa oleh senjataku." Bergelutlah keempat-empat putera Khansa dengan tekad bulat untuk mendapatkan syurga diiringi oleh doa munajat bondanya yang berada di garis belakang. Pertempuran terus hebat. Tentera Islam pada mulanya kebingungan dan kacau kerana pada mulanya tentera Farsi menggunakan tentera bergajah di barisan hadapan, sementara tentera berjalan kaki berlindung di belakang binatang tahan lasak itu. Namun tentera Islam dapat mencederakan gajah-gajah itu dengan memanah mata dan bahagian-bahagian lainnya. Gajah yang cedera itu marah dengan menghempaskan tuan yang menungganginya, memijak-mijak tentera Farsi yang lannya. Kesempatan ini digunakan oleh pihak Islam untuk memusnahkan mereka. Panglima perang bermahkota Farsi dapat dipenggal kepalanya, akhirnya mereka lari lintang-pukang menyeberangi sungai dan dipanah oleh pasukan Islam hingga air sungai menjadi merah. Pasukan Farsi kalah teruk, dari 200,000 tenteranya hanya sebahagian kecil sahaja yang dapat menyelamatkan diri.

Umat Islam lega. Kini mereka mengumpul dan mengira tentera Islam yang gugur. Ternyata yang beruntung menemui syahid di medan Kadisia itu berjumlah lebih kurang 7,000 orang. Dan daripada 7,000 orang syuhada itu terbujur empat orang adik-beradik Khansa. Seketika itu juga ramailah tentera Islam yang datang menemui Khansa memberitahukan bahawa keempat-empat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang. Al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan,

"Segala puji bagi Allah s.w.t., yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengahrapkan darii Tuhanku, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya!"
Al-Khansa kembali semula ke Madinah bersama para perajurit yang masih hidup dengan meninggalkan mayat-mayat puteranya di medan pertempuran Kadisia. Dari peristiwa peperanan itu pula wanita penyair ini mendapat gelaran kehormatan 'Ummu syuhada yang ertinya ibu kepada orang-orang yang mati syahid."

NABI IDRIS DAN PEDOMAN HIDUP

Nabi Idris a.s adalah keturunan keenam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla'iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam a.s dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith. Nabi Idris a.s mengikut sementara riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk agama Allah s.w.t. mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah s.w.t. serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikut agar menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai berusia 82 tahun.

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :-
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah s.w.t. membawa kemenangan.

2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.

3. Bila kamu memohon sesuatu daripada Allah s.w.t. dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula puasa dan sembahyangmu.

4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.

5. Bertaatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah s.w.t.

6. Janganlah mengiri orang yang mujur nasibnya kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya.

7. Barangsiapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya.

8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehi, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah s.w.t. atau nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

LIMA BELAS BUKTI KEIMANAN

Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, "Siapakah kamu ini?" Jawab kami, "Kami adalah orang beriman." Kemudian baginda bertanya, "Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?" Jawab kami, "Buktinya ada lima belas perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?"

Tanya Rasulullah s.a.w, "Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?" Jawab mereka, "Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah s.w.t., percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah s.w.t. yang baik mahupun yang buruk." Selanjutnya tanya Rasulullah s.a.w "Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu ?" Jawab mereka, "Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu."

Tanya Rasulullah s.a.w selanjutnya, "Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?" Jawab mereka, "Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh." Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Rasulullah s.a.w berkata, "Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir sahaja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi."

Kemudian Rasulullah s.a.w selanjutnya, "Mahukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai ?

Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan.

Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati.

Janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan,

Berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat."

KAIN KAFAN DARIPADA RASULULLAH S.A.W

Seorang wanita datang kepada Rasulullah s.a.w. Ia menyerahkan kain yang ditenunnya sendiri dan diserahkan kepada Rasulullah s.a.w sebagai rasa cintanya kepada Rasulullah s.a.w. Dengan senang hati Rasulullah s.a.w menerima pemberian itu dan memakainya. Dengan memakai kain pemberian wanita itu, Rasulullah s.a.w keluar menemui sahabatnya. Salah seorang daripada sahabat melihat begitu indahnya kain yang dipakai Rasulullah s.a.w, lau berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah indahnya kain yang engkau pakai itu. Betapa senangnya jika aku memakainya," ujarnya.

"Baiklah," jawab Rasulullah s.a.w ringkas. Setelah keluar dari suatu majlis,Rasulullah s.a.w datang lagi ke tempat itu, tetapi tidak lagi menggunakan kain tenun yang baru dipakai itu. Kain pemberian wanita itu berlipat di tangannya, dan kemudian diserahkan kepada sahabat yang memujinya tadi. "Terimalah kain ini dan pakailah," ujar Rasulullah s.a.w Melihat peristiwa itu, ramai sahabat yang mencela lelaki itu. Kain pemberian wanita itu sangat disenangi Rasulullah s.a.w kerana itu dipakainya, tetapi Rasulullah s.a.w tidak pernah menolak permintaan seseorang. "Mengapa engkau masih memintanya ?" sungut para sahabat.

Apa jawab sahabat yang meminta kain kepada Rasulullah s.a.w, "Saya minta kain itu bukan untuk saya pakai, melainkan untuk saya gunakan untuk kain kafanku."

RAHSIA KHUSYUK DALAM SEMBAHYANG

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat warak dan sangat khusyuk solatnya. Namun dia selalu khuatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.
Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan bertanya : "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?" Hatim berkata : "Apabila masuk waktu solat aku berwudhu' zahir dan batin."

Isam bertanya, "Bagaimana wudhu' zahir dan batin itu?" Hatim berkata, "Wudhu' zahir sebagaimana biasa, iaitu membasuh semua anggota wudhu' dengan air. Sementara wudhu' batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :-

1. Bertaubat

2. Menyesali dosa yang dilakukan

3. Tidak tergila-gilakan dunia

4. Tidak mencari / mengharap pujian orang (riya')

5. Tinggalkan sifat berbangga

6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu

7. Meninggalkan sifat dengki

Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah s.w.t. ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula bahawa aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Sirratul Mustaqim' dan aku menganggap bahawa solatku kali ini adalah solat terakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.

Setiap bacaan dan doa dalam solat kufaham maknanya, kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu', aku bertasyahhud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersolat selama 30 tahun." Apabila Isam mendengar, menangislah dia kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.

KISAH DARI KITAB ALLAH S.W.T. YANG DAHULU

Suatu ketika Rasulullah s.a.w telah ditanya tentang suhuf yang diturunkan kepada suhuf Nabi Allah Musa a.s.
Rasulullah s.a.w berkata, "Sebahagian daripada kandungan suhuf Nabi Musa a.s :-

1. Aku hairan pada orang yang telah meyakinkan akan datangnya kematian (yakin dirinya akan mati dan ditanya tentang amalannya), tetapi mengapa mereka merasa seronok dan gembira di dunia (tidak membuat persediaan).

2. Aku hairan kepada orang yang telah meyakini akan adanya qadar (ketentuan) Allah s.w.t., tetapi mengapa mereka marah-marah (bila sesuatu musibah menimpa dirinya).

3. Aku hairan pada orang yang telah meyakini akan adanya hisab (hari pengiraan amal baik dan buruk), tetapi mengapa mereka tidak berbuat kebaikan?"

Rasulullah s.a.w ditanya pula tentang sebahagian daripada kitab Taurat, Nabi berkata, "Antara kandungannya ialah :-

1. Wahai anak Adam, janganlah kau merasa khuatir akan kekuasaan (pangkat), selagi kekuasaanKu kekal abadi iaitu tidak akan hilang selamanya.

2. Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami menciptakan kamu adalah untuk beribadah kepadaKu, maka dari itu janganlah kamu mensia-siakan (menghabiskan masamu untuk berhibur sahaja).

3. Wahai anak Adam, Kami tidak mengira akan amalanmu yang akan dilakukan esok, oleh itu janganlah kamu cemas akan rezekimu untuk esok.

4. Wahai anak Adam, sesungguhnya bagi kamu ada kewajipan dan ketentuan rezeki, sekalipun kamu mengabaikan kewajipanmu terhadapKu, namun Aku tidak akan mengabaikan rezeki yang telah ditentukan untukmu.

5. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika kamu redha pada apa-apa yang telah aku berikan kepadamu, maka kamu akan merasakan bahagia zahir dan batin. Tetapi jika kamu tidak redha dengan apa-apa yang telah Aku berikan itu, maka kamu akan dikuasai oleh dunia sehingga kamu akan melompat-lompat dan melenting kepanasan di padang pasir yang panas. Demi Keagungan dan KemuliaanKu, ketika itu pun kau tidak akan memperolehi apa-apa selain yang telah aku tetapkan, malahan engkau termasuk di dalam golongan orang yang tercela di sisiKu."

KISAH PERLAWANAN ANTARA SEORANG LELAKI DAN IBLIS

Suami isteri itu hidup tenteram mula-mula. Meskipun melarat, mereka taat kepada perintah Tuhan. Segala yang dilarang Allah s.w.t. dihindari, dan ibadah mereka tekun sekali. Si Suami adalah seorang yang alim yang taqwa dan tawakkal. Tetapi sudah beberapa lama isterinya mengeluh terhadap kemiskinan yang tiada habis-habisnya itu. Ia memaksa suaminya agar mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya hidup jika segala-galanya serba cukup. Pada suatu hari, lelaki yang alim itu berangkat ke ibu kota, mahu mencari pekerjaan. Di tengah perjalanan is melihat sebatang pohon besar yang tengah dikerumuni orang. Ia mendekat. Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang konon keramat dan sakti itu. Banyak juga kaum wanita dan pedagang-pedagang yang meminta-minta agar suami mereka setia atau dagangnya laris.

"Ini syirik," fikir lelaki yang alim tadi. "Ini harus dibanteras habis. Masyarakat tidak boleh dibiarkan menyembah serta meminta selain Allah s.w.t.." Maka pulanglah dia terburu. Isterinya hairan, mengapa secepat itu suaminya kembali. Lebih hairan lagi waktu dilihatnya si suami mengambil sebilah kapak yang diasahnya tajam. Lantas lelaki alim tadi bergegas keluar. Isterinya bertanya tetapi ia tidak menjawab. Segera dinaiki keldainya dan dipacu cepat-cepat ke pohon itu. Sebelum sampai di tempat pohon itu berdiri, tiba-tiba melompat sesusuk tubuh tinggi besar dan hitam. Dia adalah iblis laknatullah yang menyerupai sebagai manusia.

"Hai, mahu ke mana kamu?" tanya si iblis laknatullah. Orang alim tersebut menjawab, "Saya mahu menuju ke pohon yang disembah-sembah orang bagaikan menyembah Allah s.w.t.. Saya sudah berjanji kepada Allah s.w.t. akan menebang roboh pohon syirik itu." "Kamu tidak ada apa-apa hubungan dengan pohon itu. Yang penting kamu tidak ikut-ikutan syirik seperti mereka. Sudah pulang sahaja." "Tidak boleh, kemungkaran mesti dibanteras," jawab si alim bersikap tegas.
"Berhenti, jangan teruskan!" bentak iblis laknatullah marah. "Akan saya teruskan!"

Kerana masing-masing tegas pada pendirian, akhirnya terjadilah perkelahian antara orang alim tadi dengan iblis laknatullah. Kalau melihat perbezaan badannya, seharusnya orang alim itu dengan mudah boleh dibinasakan. Namun ternyata iblis laknatullah menyerah kalah, meminta-minta ampun. Kemudian dengan berdiri menahan kesakita dia berkata, "Tuan, maafkanlah kekasaran saya. Saya tak akan berani lagi mengganggu tuan. Sekarang pulanglah. Saya berjanji, setiap pagi, apabila Tuan selesai menunaikan sembahyang Subuh, di bawah tikar sembahyang Tuan saya sediakan wang emas empat dinar. Pulang saja berburu, jangan teruskan niat Tuan itu dulu,"

Mendengar janji iblis laknatullah dengan wang emas empat dinar itu, lunturlah kekerasan tekad si alim tadi. Ia teringatkan isterinya yang hidup tidak berkecukupan. Ia teringat akan saban hari rungutan isterinya. Setiap pagi empat dinar, dalam sebulan sahaja dia sudah boleh menjadi orang kaya. Mengingatkan desakan-desakan isterinya itu maka pulanglah dia. Patah niatnya semula hendak membanteras kemungkaran.

Demikianlah, semejak pagi itu isterinya tidak pernah marah lagi. Hari pertama, ketika si alim selesai sembahyang, dibukanya tikar sembahyangnya. Betul di situ tergolek empat benda berkilat, empat dinar wang emas. Dia meloncat riang, isterinya gembira. Begitu juga hari yang kedua. Empat dinar emas. Ketika pada hari yang ketiga, matahari mulai terbit dan dia membuka tikar sembahyang, masih didapatinya wang itu. Tapi pada hari keempat dia mulai kecewa. Di bawah tikar sembahyangnya tidak ada apa-apa lagi keculai tikar pandan yang rapuh. Isterinya mulai marah kerana wang yang kelmarin sudah dihabiskan sama sekali.

Si alim dengan lesu menjawab, "Jangan khuatir, esok barangkali kita bakal dapat lapan dinar sekaligus." Keesokkan harinya, harap-harap cemas suami-isteri itu bangun pagi-pagi. Selesai sembahyang dibuka tikar sejadahnya kosong. "Kurang ajar. Penipu," teriak si isteri. "Ambil kapak, tebanglah pohon itu." "Ya, memang dia telah menipuku. Akan aku habiskan pohon itu semuanya hingga ke ranting dan daun-daunnya," sahut si alim itu. Maka segera ia mengeluarkan keldainya. Sambil membawa kapak yang tajam dia memacu keldainya menuju ke arah pohon yang syirik itu. Di tengah jalan iblis laknatullah yang berbadan tinggi besar tersebut sudah menghalang. Katanya menyorot tajam, "Mahu ke mana kamu?" herdiknya menggegar.

"Mahu menebang pohon," jawab si alim dengan gagah berani. "Berhenti, jangan lanjutkan." larang si iblis laknatullah "Bagaimanapun juga tidak boleh, sebelum pohon itu tumbang." jawab lelaki itu.
Maka terjadilah kembali perkelahian yang hebat. Tetapi kali ini bukan iblis laknatullah yang kalah, tapi si alim yang terkulai. Dalam kesakitan, si alim tadi bertanya penuh hairan, "Dengan kekuatan apa engkau dapat mengalahkan saya, padahal dulu engkau tidak berdaya sama sekali?" Iblis laknatullah itu dengan angkuh menjawab, "Tentu sahaja engkau dahulu boleh menang, kerana waktu itu engkau keluar rumah untuk Allah, demi Allah. Andaikata kukumpulkan seluruh belantaraku menyerangmu sekalipun, aku takkan mampu mengalahkanmu. Sekarang kamu keluar dari rumah hanya kerana tidak ada wang di bawah tikar sejadahmu. Maka biarpun kau keluarkan seluruh kebolehanmu, tidak mungkin kamu mampun menjatuhkan aku. Pulang saja. Kalau tidak, kupatahkan nanti batang lehermu."

Mendengar penjelasan iblis laknatullah ini si alim tadi termangu-mangu. Ia merasa bersalah, dan niatnya memang sudah tidak ikhlas kerana Allah s.w.t. lagi. Dengan terhuyung-hayang ia pulang ke rumahnya. Dibatalkan niat semula untuk menebang pohon itu. Ia sedar bahawa perjuangannya yang sekarang adalah tanpa keikhlasan kerana Allah s.w.t., dan ia sedar perjuangan yang semacam itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain dari kesiaan yang berlanjutan. Sebab tujuannya adalah kerana harta benda, mengatasi keutamaan Allah s.w.t. dan agama. Bukankah bererti ia menyalahgunakan agama untuk kepentingan hawa nafsu semata-mata ?

"Barangsiapa di antaramu melihat sesuatu kemungkaran, hendaklah (berusaha) memperbaikinya dengan tangannya (kekuasaan), bila tidak mungkin hendaklah berusaha memperbaikinya dengan lidahnya (nasihat), bila tidak mungkin pula, hendaklah mengingkari dengan hatinya (tinggalkan). Itulah selemah-lemah iman."
Hadith Riwayat Muslim

KISAH ASAL USUL BEKAS TAPAK KAKI NABI IBRAHIM A.S (MAQAM)

Setelah Nabi Ismail bersetuju untuk membantu Nabi Ibrahim membangunkan Kaabah, maka Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya pun mula membina Kaabah setelah Allah s.w.t. menunjukkan kepada mereka tempat yang harus dibina Baitullah itu.
Ada dua riwayat yang mengatakan bahawa Allah s.w.t.meninggikan tapak Baitullah sebelum dibina oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, tapak Baitullah tidak terkena bala bencana taufan sewaktu taufan besar melanda. Satu riwayat lagi mengatakan bahawa tapak Baitullah itu telah runtuh dalam taufan besar sepertimana runtuhnya binaan-binaan besar yang lain. Setelah peristiwa taufan besar melanda maka sesungguhnya tidak ada orang lain yang mulakan pembinaannya semula kecuali Nabi Ibrahim dan anaknya.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memulakan pembinaan Baitullah. Nabi Ibrahim menyusun naik batu sementara Nabi Ismail pula mengutip batu-batu besar seperti yang difirman oleh Allah s.w.t. yang bermaksud, "Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim bersama-sama anaknya Nabi Ismail meninggikan binaan (tapak) Baitullah (Kaabah) sambil keduanya berdoa dengan berkata, Wahai Tuhan kami! Terimalah, daripada kami amal kami sesungguhnya Engkau amat mendengar lagi Amat Mengetahui." (surah al-Baqarah ayat 127).

Apabila binaan sudah meninggi, Nabi Ismail, menghulurkan batu besar yang cukup tinggi dan diambil oleh Nabi Ibrahim dan membina Baitullah sehingga ia siap pembinaannya. Maka dengan kehendak Allah s.w.t. sebaik sahaja Nabi Ibrahim meletakkan kakinya di batu besar itu, maka terlekatlah tapak kaki Nabi Ibrahim sepertimana dapat kita melihatnya sehingga hari ini dekat Baitullah. Dan ini adalah suatu tanda kebesaran Allah s.w.t.
Apabila agama Islam datang, Allah s.w.t. mensyariatkan untuk bersembahyang di belakang maqam Ibrahim sepertimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud, "Dan jadikanlah oleh kamu maqam Ibrahim itu tempat sembahyang." (surah al-Baqarah ayat 125).

Yang dikatakan maqam Nabi Ibrahim itu adalah kedua belah bekas tapak kaki beliau dan bukan kubur Nabi Ibrahim.
Setelah selesai pembinaan Baitullah, maka Allah s.w.t. memerintahkan Nabi Ibrahim memberi kebenaran kepada umat manusia menunaikan haji di Baitullah. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud, "Dan serulah umat manusia untuk datang mengerjakan haji, nescaya mereka akan datang ke (Rumah Allah)mu dengan berjalan kaki, dengan berkenderaan berjenis-jenis unta yang kurus, yang datangnya dari berbagai jalan (ceruk rantau) yang jauh." (surah al-Haj ayat 27).

Setelah itu Nabi Ibrahim naik ke gunung (Jabal) Abi Qubais satu gunung yang paling dekat dengan baitullah dan di sana beliau memanggil dengan nama Allah s.w.t., "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan kamu telah membina satu rumah-Nya bagi kamu, oleh itu hendaklah kamu semua tunaikan haji di sana." Nabi Ibrahim menyeru ke kanan dan ke kiri seolah-olah orang melaungkan azan. Allah s.w.t. menyampaikan seruan Nabi Ibrahim a.s pada setiap orang yang diciptakan dalam bacaan talbiah dan itulah pernyataan semua orang yang mengerjakan fardhu haji, kerana haji itu tidak akan sah tanpa talbiah.

Bacaan talbiah antara lainnya, "Labbaikallahhummalabbaik" yang bermakna, "Aku datang untuk menunaikan panggilan-Mu ya Allah." Menunaikan haji adalah salah satu rukun Islam, oleh itu hendaklah kita menunaikannya apabila kita sudah mampu melaksanakannya. Banyak orang menunaikan haji, tetapi sekembali mereka dari menunaikan haji yang sangat menyedihkan ialah terdapat juga orang yang melakukan maksiat lebih teruk dari masa sebelum menunaikan haji. Oleh itu, hendaklah kita mulakan dengan sembahyang, puasa, zakat dan seterusnya menunaikan haji.

Kalau kita menunaikan haji tanpa mengerjakan sembahyang lima waktu maka sia-sia sahaja haji yang kita lakukan sebab ia tidak akan diterima oleh Allah s.w.t. Dan ini adalah salah satu punca mereka yang kembali dari menunaikan haji melakukan bermacam-macam maksiat. Bagi mereka yang mendapat kenikmatan haji mereka ini tidak akan berani melakukan kerja-kerja yang dimurkai oleh Allah s.w.t. sebaliknya mereka akan berusaha untuk menjadi muslim yang sempurna. Tanpa mengerjakan sembahyang, maka semua kerja-kerja yang berbentuk amal, sedekah, zakat dan sebagainya semuanya itu tidak akan diterima oleh Allah s.w.t.

KESABARAN SEORANG PEREMPUAN YANG DIRASUK

Ata' bin Abi rabah berkata, Ibnu Abbas r.a telah bertanya kepadanya, "Mahukah aku tunjukkan kepada engkau seorang perempuan ahli syurga ?" Jawab Ata, "Bahkan, siapakah perempuan itu ?" Ibnu Abbas berkata, "Perempuan hitam itu telah menemui Rasulullah s.a.w mengadu ia telah dirasuk." Sabda Rasulullah s.a.w kepada perempuan itu, "Jika engkau tahan dan sanggup bersabar maka syurga bagimu, sekiranya engkau tidak tahan dan tidak sanggup bersabar aku akan mendoakan engkau supaya engkau pulih segar."

Jawab perempuan itu, "Aku tahan dan sanggup bersabar (maka baginya syurga)" Sekian tercatit dalam kitab sahih Bukhari dan Muslim. Dari sini dapatlah kita satu keterangan, bahawa penyakit sarak atau rasukan bukanlah ia sesuatu yang baru tetapi telah diketahui sejak zaman berzaman dan zaman Nabi dan sahabat.

PERBUALAN ANTARA RASULULLAH S.A.W DENGAN IBLIS

Telah diceritakan bahawa Allah s.w.t. telah menyuruh iblis laknatullah datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis laknatullah pun datang kepada Baginda s.a.w. dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat.
Bertanya Rasulullah s.a.w, "Siapakah kamu ini ?"
Orang tua itu menjawab, "Aku adalah iblis."
"Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?"
Orang tua itu menjawab, "Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku."

Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, "Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?"
Iblis menjawab, "Lima belas."

1. Engkau sendiri hai Muhammad.
2. Imam dan pemimpin yang adil.
3. Orang kaya yang merendah diri.
4. Pedagang yang jujur dan amanah.
5. Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.
6. Orang Mukmin yang memberi nasihat.
7. Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.
8. Orang yang tetap dan cepat bertaubat.
9 Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.
10. Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.
11. Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.
12. Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.
13. Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.
14. Orang yang hafal al-Quran serta selalu membacanya.
15. Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang-orang lain semuanya tidur.

Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, "Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?"
Jawab iblis laknatullah, "Sepuluh golongan :-

1. Hakim yang tidak adil.
2. Orang kaya yang sombong.
3. Pedagang yang khianat.
4. Orang pemabuk/peminum arak.
5. Orang yang memutuskan tali persaudaraan.
6. Pemilik harta riba'.
7. Pemakan harta anak yatim.
8. Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan solat/sering meninggalkan solat.
9. Orang yang enggan memberikan zakat/kedekut.
10. Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah.

Mereka semua itu adalah sahabat-sahabatku yang setia."
Itulah di antara perbualan Nabi dan iblis laknatullah. Sememangnya kita maklum bahawa sesungguhnya Iblis laknatullah itu adalah musuh Allah s.w.t. dan manusia. Dari itu hendaklah kita selalu berhati-hati jangan sampai kita menjadi kawan iblis laknatullah, kerana sesiapa yang menjadi kawan iblis laknatullah bermakna menjadi musuh Allah s.w.t.. Demikianlah sebaliknya, sesiapa yang menjadi musuh iblis laknatullah bererti menjadi kawan kekasih Allah s.w.t..

ANTARA SABAR DAN MENGELUH

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya. "Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati." Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?" Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?" Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?" Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah s.w.t. dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah s.w.t. dalam sebuah hadith Qudsi,:
"Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabda Rasulullah s.a.w pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

DIPOTONG TANGAN KERANA MEMBERI SEDEKAH

Dikisahkan bahawa semasa berlakunya kekurangan makanan dalam kalangan Bani Israel, maka lalulah seorang fakir menghampiri rumah seorang kaya dengan berkata, "Sedekahlah kamu kepadaku dengan sepotong roti dengan ikhlas kerana Allah s.w.t." Setelah fakir miskin itu berkata demikian maka keluarlah anak gadis orang kaya, lalu memberikan roti yang masih panas kepadanya. Sebaik sahaja gadis itu memberikan roti tersebut maka keluarlah bapa gadis tersebut yang bakhil itu terus memotong tangan kanan anak gadisnya sehingga putus. Semenjak dari peristiwa itu maka Allah s.w.t pun mengubah kehidupan orang kaya itu dengan menarik kembali harta kekayaannya sehingga dia menjadi seorang yang fakir miskin dan akhirnya dia meninggal dunia dalam keadaan yang paling hina.

Anak gadis itu menjadi pengemis dan meminta-minta dari satu rumah ke rumah. Maka pada suatu hari anak gadis itu menghampiri rumah seorang kaya sambil meminta sedekah, maka keluarlah seorang ibu dari rumah tersebut. Ibu tersebut sangat kagum dengan kecantikannya dan mempelawa anak gadis itu masuk ke rumahnya. Ibu itu sangat tertarik dengan gadis tersebut dan dia berhajat untuk mengahwinkan anaknya dengan gadis tersebut. Maka setelah perkahwinan itu selesai, maka si ibu itu pun memberikan pakaian dan perhiasan bagi menggantikan pakaiannya.

Pada suatu malam apabila sudah dihidang makanan malam, maka si suami hendak makan bersamanya. Oleh kerana anak gadis itu kudung tangannya dan suaminya juga tidak tahu bahawa dia itu kudung, manakala ibunya juga telah merahsiakan tentang tangan gadis tersebut. Maka apabila suaminya menyuruh dia makan, lalu dia makan dengan tangan kiri. Apabila suaminya melihat keadaan isterinya itu dia pun berkata, "Aku mendapat tahu bahawa orang fakir tidak tahu dalam tatacara harian, oleh itu makanlah dengan tangan kanan dan bukan dengan tangan kiri."

Setelah si suami berkata demikian, maka isterinya itu tetap makan dengan tangan kiri, walaupun suaminya berulang kali memberitahunya. Dengan tiba-tiba terdengar suara dari sebelah pintu, "Keluarkanlah tangan kananmu itu wahai hamba Allah, sesungguhnya kamu telah mendermakan sepotong roti dengan ikhlas kerana Ku, maka tidak ada halangan bagi-Ku memberikan kembali akan tangan kananmu itu."

Setelah gadis itu mendengar suara tersebut, maka dia pun mengeluarkan tangan kanannya, dan dia mendapati tangan kanannya berada dalam keadaan asalnya, dan dia pun makan bersama suaminya dengan menggunakan tangan kanan. Hendaklah kita sentiasa menghormati tetamu kita, walaupun dia fakir miskin apabila dia telah datang ke rumah kita maka sesungguhnya dia adalah tetamu kita. Rasulullah s.a.w telah bersabda yang bermaksud, "Barangsiapa menghormati tetamu, maka sesungguhnya dia telah menghormatiku, dan barangsiapa menghormatiku, maka sesungguhnya dia telah memuliakan Allah s.w.t. Dan barangsiapa telah menjadi kemarahan tetamu, dia telah menjadi kemarahanku. Dan barangsiapa menjadikan kemarahanku, sesungguhnya dia telah menjadikan murka Allah s.w.t."

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud, "Sesungguhnya tetamu itu apabila dia datang ke rumah seseorang mukmin itu, maka dia masuk bersama dengan seribu berkah dan seribu rahmat."

JANGAN MENYIKSA DIRI

Allah s.w.t. menciptakan dunia seisinya untuk kemudahan manusia itu sendiri, oleh itu hendaklah manusia memanfaatkannya.
Sahabat Anas menceritakan bahawa satu hari Rasulullah s.a.w melihat seorang yang dipapah oleh kedua orang anaknya menunaikan haji dengan berjalan kaki. Apabila melihat keadan itu maka Baginda s.a.w. bertanya, "Mengapa dengan orang ini?" Dua anak itu berkata, "Dia bernazar hendak menunaikan hai dengan berjalan kaki." Rasulullah s.a.w berkata, "Sesungguhnya Allah s.w.t. tidak memerlukan orang yang menyiksakan dirinya." Ketika itu juga Rasulullah memerintahkan kepada orang itu agar naik kenderaan untuk menunaikan haji.

Dalam satu peristiwa lain, seseorang menziarahi tuan gurunya yang sudah lama berpisah, dia berjalan kaki beberapa batu ke rumah gurunya dengan maksud untuk mendapat pahala yang lebih. Setiba di rumah gurunya itu, tuan guru itu bertanya, "Kamu datang dengan apa?" Anak murid itu berkata, "Saya berjalan kaki." Apabila tuan guru itu mendengar jawapan anak muridnya itu dia berkata : "Dia telah menciptakan kuda, baghal dan keldai agar kamu mengenderainya."